Sepanjang 2025 saja, harga emas sudah naik fantastis, 67 persen! Kenaikan ini didukung oleh pembelian gila-gilaan bank sentral berbagai negara dan arus dana yang deras masuk ke reksadana ETF berbasis emas.
Sebelumnya, ancaman dan langkah tarif agresif Trump terhadap The Fed sebenarnya sudah memicu kenaikan emas di awal tahun. Sekarang, semuanya seperti berakumulasi.
Bisa Tembus USD 4.900 per Ons?
Ke depan, proyeksinya masih cerah. Goldman Sachs Group Inc. memprediksi harga emas pada 2026 bisa mencapai USD 4.900 per ons dalam skenario dasar, dan potensial naik lebih tinggi lagi.
Yang menarik, Goldman mencatat kalau investor ETF kini mulai ‘berebutan’ dengan bank sentral untuk mendapatkan pasokan emas fisik yang jumlahnya terbatas.
Peran investor ritel memang makin besar. Fenomena yang disebut ‘debasement trade’ ikut mendorong hal ini yaitu pergeseran dana dari obligasi pemerintah dan mata uangnya karena kekhawatiran nilai aset itu tergerus oleh lonjakan utang global.
ETF emas sendiri sudah empat pekan berturut-turut mencatat arus masuk dana. Data World Gold Council menunjukkan total kepemilikan ETF emas meningkat hampir setiap bulan sepanjang tahun ini, kecuali pada Mei lalu.
Gairah pasar logam mulia ternyata tak hanya pada emas dan perak. Palladium, contohnya, melonjak 7,1 persen dan mencapai harga tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Platinum juga ikut merayap naik selama delapan hari berturut-turut, akhirnya bertengger di atas USD 2.000 per troy ounce untuk pertama kalinya sejak 2008. Pasar memang sedang berpesta.
Artikel Terkait
Abon Serang dan Rendang Padang: Solidaritas Sesama Nasabah untuk Korban Bencana
Rupiah Tergelincir ke Rp16.787, Dihantam Sentimen Global dan Kredit Menganggur Rp2.500 Triliun
IHSG Tersungkur 61 Poin, Tekanan Jual Melanda Hampir Semua Sektor
Sentimen China dan Biodiesel Dorong Harga CPO Menguat Dua Hari Berturut-turut