Transcoal Pacific: Dari Tongkang Batu Bara hingga Gempuran Transaksi Miliaran di Bursa

- Senin, 22 Desember 2025 | 16:15 WIB
Transcoal Pacific: Dari Tongkang Batu Bara hingga Gempuran Transaksi Miliaran di Bursa

Kalau bicara soal emiten pelayaran di sektor energi, nama PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) pasti tak asing. Perusahaan ini fokus pada jasa angkutan laut, terutama untuk mendukung industri pertambangan dan penggalian. Intinya, mereka menggerakkan komoditas dari satu titik ke titik lain lewat laut.

Lalu, apa saja sih yang sebenarnya dikerjakan TCPI? Menurut informasi dari laman resmi perusahaan, bisnis utamanya berputar di sekitar barging atau pengangkutan pakai tongkang. Mereka juga menangani long hauling, transshipment, dan pengangkutan solar industri lewat oil barges. Jadi, bayangkan saja, batu bara, nikel, CPO, dan barang curah lainnya diangkut menggunakan armada mereka.

Tak cuma itu. Perusahaan ini juga menyewakan tugboat untuk asistensi, menyediakan tongkang terapung sebagai tempat penyimpanan sementara, plus punya layanan mooring man dan tim penanggulangan tumpahan minyak. Jadi, layanannya cukup komprehensif untuk mendukung operasional di laut.

Di sisi lain, TCPI punya bisnis penunjang. Mereka merambah jasa reparasi kapal dan pengelolaan kapal. Jadi, selain mengangkut, mereka juga merawat.

Perjalanan bisnisnya sendiri dimulai pada 2007. Kontrak pertama mereka datang dari Arutmin Indonesia. Sejak itu, perlahan tapi pasti, mereka mendapatkan kepercayaan dari perusahaan-perusahaan tambang besar lainnya. Beberapa nama seperti Berau Coal, Jhonlin Marine Trans, Petromine Energy Trading, dan Kaltim Prima Coal pernah atau masih menjadi klien mereka. Wilayah operasinya mencakup Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, hingga Sulawesi.

Ekspansi signifikan terjadi di tahun 2018. Kala itu, TCPI mengakuisisi mayoritas saham PT Kanz Gemilang Utama. Langkah ini otomatis membuat mereka mengendalikan tiga anak usaha Kanz yang juga bergerak di bidang angkutan laut. Hingga 2024, kekuatan armada mereka cukup solid: 155 unit yang terdiri dari mother vessel, kapal tunda, tongkang, hingga alat berat dan peralatan pendukung lainnya.

Nah, pertanyaan besarnya: siapa yang mengendalikan perusahaan ini?


Halaman:

Komentar