Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga ikut membengkak 15,9% menjadi Rp 1.584 triliun. Dengan komposisi itu, rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) bank masih aman, bertengger di kisaran 91 persen. Aset total Bank Mandiri (bank only) pun ikut meroket, mencapai Rp 2.120 triliun atau naik 14,6% dari tahun sebelumnya.
“Dengan likuiditas yang terjaga kuat, Bank Mandiri berada pada posisi yang solid untuk terus mendorong intermediasi secara berkelanjutan. Seluruh proses pembayaran dividen akan dilaksanakan secara transparan, akuntabel, serta sesuai dengan ketentuan pasar modal,” ujar Adhika.
Soal jadwal, Bank Mandiri sudah mengumumkan rangkaian tanggal pentingnya. Setelah pengumuman pada 19 Desember 2025, saham akan diperdagangkan cum-dividend mulai 5 Januari 2026. Lalu, tanggal ex-dividend-nya jatuh pada 6 Januari, dan recording date-nya sehari setelahnya, yaitu 7 Januari 2026.
Nah, uangnya baru benar-benar cair pada payment date yang dijadwalkan tanggal 14 Januari 2026, sesuai aturan main BEI.
Adhika menutup pernyataannya dengan nada optimis. “Pembagian dividen interim ini menjadi bukti konsistensi Bank Mandiri dalam memberikan nilai optimal bagi para pemegang saham, sekaligus memperkuat kontribusi perseroan terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya.
Artikel Terkait
DKI Jakarta Ambil 1,4 Ton Cabai Aceh untuk Tekan Harga Pasar
Rosan Roeslani Targetkan Groundbreaking Kampung Haji Indonesia di Makkah Akhir 2026
Superbank Cetak Laba Rp 122 Miliar, Aset Melonjak 69% Hingga November 2025
Delapan Blok Migas Dibuka, Pemerintah Genjot Daya Tarik Investor dengan Aturan Lebih Fleksibel