Nah, soal MORA ini menarik. Penguatan sahamnya ternyata terjadi sebelum ada pengumuman resmi tentang rencana penggabungan usahanya. Kabar merger dengan unit bisnis Grup Sinarmas, PT Eka Mas Republik (EMR) atau MyRepublic, baru beredar beberapa hari belakangan ini.
Tak ketinggalan, PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) dan PT Personel Alih Daya Tbk (PADA) juga masuk dalam jajaran top gainers dengan catatan kenaikan yang sangat signifikan.
Di sisi lain, lonjakan ekstrem seperti ini tentu saja bukan tanpa risiko. Meski menggoda karena potensi keuntungannya yang besar, pergerakan harga yang terlalu tajam biasanya diiringi volatilitas tinggi. Bagi investor, terutama retail, kewaspadaan ekstra sangat diperlukan. Perlu dicermati likuiditas, motif di balik aksi korporasi, dan tentu saja risiko koreksi yang bisa datang tiba-tiba. Pasar itu dinamis, naik tinggi bisa saja berujung jatuh keras.
Pada akhirnya, keputusan untuk membeli atau menjual saham sepenuhnya ada di tangan Anda sebagai investor. Semua data dan analisis hanyalah alat bantu. Yang utama adalah pemahaman dan kesiapan menanggung risikonya.
Artikel Terkait
Bank Mandiri Gelontorkan Dividen Interim Rp 9,3 Triliun di Awal 2026
PANI Terjun Usai Rights Issue, Tapi Pintu MSCI Sudah Terbuka
Harga Sembako Masih Mengganjal di Pasar Jakarta Timur Jelang Nataru
Emas Tembus Rekor, Saham Tambang Emas di BEI Ikut Melonjak