Harga minyak sawit mentah atau CPO kembali melemah pada Jumat kemarin. Penurunan ini menghentikan tren penguatan yang terjadi selama dua hari sebelumnya. Pelemahannya cukup signifikan, nyaris mencapai 2 persen tepatnya.
Di pasar Malaysia, harganya terpantau turun 1,83 persen ke level 3.906 ringgit per ton. Ini adalah posisi terendah yang dicatat sejak bulan Juni lalu. Kalau dilihat dari pergerakan pekan ini, penurunan mingguan bahkan mencapai 2,91 persen. Artinya, ini sudah pekan kedua berturut-turut harga CPO berada di zona merah.
Lantas, apa pemicunya? Menurut sejumlah pelaku pasar, ada beberapa faktor yang berperan. Penguatan nilai ringgit Malaysia terhadap dolar AS membuat komoditas ini jadi kurang menarik bagi pembeli internasional. Selain itu, harga minyak nabati pesaing di bursa Dalian dan Chicago juga ikut melemah, sehingga menekan sentimen secara keseluruhan.
Seorang trader di Kuala Lumpur yang diwawancarai Reuters menyebutkan hal serupa.
"Tekanan utama memang datang dari pelemahan di pasar minyak nabati lainnya. Itu yang mendorong aksi jual," katanya.
Artikel Terkait
Pemerintah Batalkan Target Produksi Nikel dan Batu Bara, Harga Jadi Taruhan
Emas Siap Cetak Rekor Baru, Dipacu Gejolak Politik Global dan Sinyal The Fed
BRI Gerakkan Relawan dan Salurkan Bantuan Langsung untuk Korban Banjir Aceh Tamiang
Emas Siap Cetak Rekor Baru, Dipacu Ketegangan Timur Tengah dan Venezuela