Di sisi lain, Prabowo juga bicara soal paradoks yang dihadapi negeri ini. Indonesia itu kaya, sumber dayanya melimpah. Itu faktanya. Namun begitu, tantangan terbesarnya justru ada di cara mengelolanya. “Kita kadang-kadang harus koreksi diri. Kadang-kadang kita kurang pandai mengelola kekayaan kita. Sekarang, harus kita kelola dengan baik,” ucapnya, seperti sedang berbicara pada diri sendiri dan semua yang hadir.
Narasi itu kemudian ia lanjutkan dengan penekanan pada peran negara. Menurutnya, program sebesar apapun termasuk perumahan hanya akan berhasil jika ada fondasi kuat. Fondasi itu adalah penegakan hukum dan pemerintahan yang bersih.
“Kita harus tegakkan hukum, tegakkan peraturan. Negara harus hadir,” tegasnya.
Lalu, dengan jeda yang terasa, ia menyambung, “Tapi negara juga harus bersih. Pemerintah harus bersih. Pemerintah tidak bisa mengizinkan institusi-institusinya korup.”
Pesan itu menggantung di udara, menjadi pengingat bahwa di balik sukacita penyerahan kunci hari itu, masih ada jalan panjang nan berliku yang harus ditempuh.
Artikel Terkait
Dony Oskaria: 15.000 Huntara Segera Dibangun untuk Korban Bencana
Delapan Blok Migas Segara Dilelang Pekan Depan
Harita Nickel Raih Penghargaan Akuntabilitas, Buktikan Komitmen di Balik Setiap Ton Nikel
IHSG Tersungkur, Saham Baru PJHB Anjlok 35% di Pekan Suram