Di sisi lain, Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja yang hadir dalam kesempatan sama menekankan betapa krusialnya kuartal IV 2025 dan kuartal I 2026 bagi industri ritel kita.
Dua periode ini, katanya, bakal menentukan capaian penjualan di akhir tahun sekaligus membuka jalan untuk pertumbuhan di 2026.
"Kami optimistis Kuartal IV 2025 akan maksimal kinerja kita. Karena Natal, akhir tahun, Kuartal I 2026 pun kami optimis," tegas Alphonzus.
Ia menjelaskan, momen Natal dan Tahun Baru memang identik dengan lonjakan pariwisata. Nah, pelaku ritel berusaha menangkap momen ini dengan mendorong wisata belanja. Contoh nyatanya adalah program Bali Nusra Great Sale 2025 yang baru saja dibuka pekan lalu.
"Kuartal IV 2025 menjadi sangat penting untuk memastikan sebelum akhir tahun seluruh penjualan bisa dimaksimalkan. Jadi dengan bantuan pemerintah ada berbagai macam stimulus diskon tiket, kereta api, kapal laut, pesawat, jalan tol dan sebagainya," jelasnya panjang lebar.
Menatap tahun depan, APPBI memandang kuartal pertama 2026 sebagai pondasi. Periode itu mencakup musim belanja terbesar: Ramadan dan Idulfitri, yang secara historis selalu memicu lonjakan pengeluaran.
"Karena kuartal I ada Tahun Baru, ada Imlek, ada Ramadan, dan Idulfitri. Jadi upah minimum akan naik, pasti di Kuartal I perusahaan-perusahaan akan memberikan bonus-bonus, akan cair, Ramadan akan keluar THR. Jadi semuanya itu saya kira akan mendukung kinerja di kuartal I dan juga kuartal IV," tutupnya penuh keyakinan.
Artikel Terkait
APBN 2025 Tembus Rp 2.911 Triliun, Daya Beli Masyarakat Terjaga
Anggaran Bencana 2025 Tersisa Rp 2,97 T, Pemerintah Tambah Suntikan Dana ke Tiga Provinsi
BRI Kerahkan 40 Aksi Darurat, Puluhan Ribu Paket Bantuan Tiba di Wilayah Bencana
PTPP Bidik Pendapatan Rp16 Triliun di 2026, Laba Masih Dievaluasi