Utang Luar Negeri Indonesia Turun, Sektor Swasta Mulai Menyusut

- Senin, 15 Desember 2025 | 12:18 WIB
Utang Luar Negeri Indonesia Turun, Sektor Swasta Mulai Menyusut

Ada kabar baik dari laporan utang luar negeri kita. Di bulan Oktober 2025 lalu, posisi ULN Indonesia tercatat turun. Angkanya berada di level USD 423,9 miliar, atau kalau dirupiahkan dengan kurs Rp 16.662 per dolar, setara dengan Rp 7.063 triliun. Ini menunjukkan penurunan dibanding bulan sebelumnya, September, yang masih menyentuh USD 425,6 miliar.

Bank Indonesia merilis data ini pada Senin, 15 Desember. Kalau dilihat dari tahun ke tahun, utang luar negeri secara keseluruhan masih tumbuh tipis 0,3%. Namun begitu, pertumbuhan itu lebih banyak disumbang dari sektor publik alias utang pemerintah.

Meski tumbuh, laju utang pemerintah sebenarnya melambat. Posisinya di Oktober 2025 mencapai USD 210,5 miliar, dengan pertumbuhan tahunan 4,7%. Menurut sejumlah analis, perkembangan ini tak lepas dari masih derasnya modal asing yang masuk ke Surat Berharga Negara (SBN) internasional kita. Tampaknya, kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia masih cukup kuat, meski gejolak pasar keuangan global sedang meningkat.

Lalu, untuk apa saja utang pemerintah itu digunakan? Sebagian besar dialokasikan ke sektor-sektor prioritas. Yang terbesar adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, menyerap 22,2% dari total. Disusul oleh Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (19,6%), lalu Jasa Pendidikan (16,4%). Sektor Konstruksi serta Transportasi dan Pergudangan juga mendapat porsi masing-masing 11,7% dan 8,6%.

Yang patut dicatat, hampir seluruh utang pemerintah ini berjangka panjang. Pangsa nya nyaris sempurna, 99,99%. Artinya, beban pembayaran tidak akan membebani dalam waktu dekat.

Di sisi lain, ceritanya berbeda untuk utang swasta. Posisinya justru menyusut menjadi USD 190,7 miliar pada Oktober, turun dari bulan sebelumnya yang USD 192,5 miliar. Secara tahunan, pertumbuhannya malah kontraksi 1,9%.


Halaman:

Komentar