Di sisi lain, untuk memastikan proyek kolosal ini berjalan mulus, DIM menggandeng mitra lokal. Mereka bekerja sama dengan Al Khomasiah Real Estate Development, yang dinilai punya keahlian dan pengalaman mendalam di pasar Makkah. Kemitraan ini penting agar semua proses, mulai dari perencanaan hingga eksekusi, selaras dengan regulasi dan praktik pengembangan setempat.
Rencana pengembangannya sendiri cukup komprehensif. Lahan-lahan yang dibeli akan dikemas dalam sebuah master plan terpadu. Nantinya, di atas lahan itu tak cuma akan berdiri hotel, tapi juga fasilitas ritel dan berbagai sarana pendukung lainnya. Semuanya dirancang agar selaras dengan kerangka pengembangan Kota Makkah secara keseluruhan.
Menurut kajian awal, aset-aset ini punya potensi besar untuk mendukung penyediaan akomodasi bagi jemaah. Namun begitu, semuanya masih bergantung pada studi teknis yang komprehensif dan kelengkapan perizinan. Perjanjian yang sudah ditandatangani ini pada dasarnya menyediakan kerangka kerja terstruktur untuk tahap selanjutnya: pengembangan, konstruksi, hingga operasional.
Yang pasti, seluruh proses akan dilakukan dengan koordinasi ketat bersama otoritas terkait, baik di Arab Saudi maupun Indonesia. Tata kelola yang berlaku menjadi pedoman utamanya. Jadi, meski ambisinya besar, eksekusinya tetap mengikuti aturan main yang ada.
Iqbal Dwi Purnama
Artikel Terkait
Gen Z vs Senior: Ketika Gawai Bertemu Pengalaman di Kantor
Saham Perbankan Siap Jadi Primadona Jelang Tutup Buku
Dolar AS Terseok di Asia, Pasar Menanti Data Ketenagakerjaan dan Sinyal Bank Sentral
Harga Emas Antam Stagnan di Rp 2,46 Juta per Gram