IHSG Melaju 18%, Kekayaan Para Taipan Tembus Rp 5.000 Triliun

- Minggu, 14 Desember 2025 | 10:48 WIB
IHSG Melaju 18%, Kekayaan Para Taipan Tembus Rp 5.000 Triliun

Nasib berbeda dialami Low Tuck Kwong. Dari peringkat ketiga tahun lalu, ia turun ke posisi keempat. Kekayaannya berkurang USD 2,1 miliar menjadi USD 24,9 miliar, ikut terdampak tekanan pada saham Bayan Resources. Harga batubara yang melemah dan biaya operasional yang membengkak membuat laba bersih emiten ini turun 16 persen menjadi USD 534 juta hingga September.

Otto Toto Sugiri & Marina Budiman: Pendatang Baru di Top 10

Booming-nya kebutuhan pusat data membawa angin segar bagi DCI Indonesia Tbk (DCII). Dua pendirinya, Otto Toto Sugiri dan Marina Budiman, pun untuk pertama kalinya masuk jajaran sepuluh besar orang terkaya. Mereka bahkan mencatatkan kenaikan persentase terbesar tahun ini. Otto ada di peringkat keenam dengan USD 11,3 miliar, sementara Marina di peringkat kedelapan dengan USD 8,2 miliar. Pendiri ketiga, Han Arming Hanafia, juga melesat 38 peringkat ke posisi ke-12 (USD 5,3 miliar).

Eddy Kusnadi Sariaatmadja: Kembali dengan Gaya

Daftar tahun ini juga menyambut kembali beberapa nama lama. Salah satunya adalah pengusaha media Eddy Kusnadi Sariaatmadja. Saham Emtek miliknya hampir melonjak tiga kali lipat dibanding tahun lalu. Pasar tampaknya sangat antusias menunggu rencana IPO Super Bank Indonesia (SUPA) Desember nanti, di mana Emtek menguasai sekitar sepertiga sahamnya.

Hartati Murdaya: Mengambil Alih Warisan

Sebagai pendatang baru, Hartati Murdaya masuk dalam daftar. Ia adalah Direktur Utama Central Cipta Murdaya yang menggantikan mendiang suaminya, Murdaya Poo, yang wafat pada April lalu di usia 84 tahun.

Kuncoro Wibowo: Terdepak dari Daftar

Di sisi lain, ada yang masuk, ada pula yang keluar. Kuncoro Wibowo adalah salah satunya. Saham jaringan toko perangkat kerasnya, Aspirasi Hidup Indonesia, anjlok lebih dari 40 persen imbas penurunan kinerja. Ambang batas kekayaan untuk masuk daftar tahun ini pun turun menjadi USD 920 juta, dari USD 1,05 miliar di tahun sebelumnya.

Menanggapi dinamika ini, OJK punya rencana. Untuk memperkuat daya tarik pasar modal, otoritas berencana menaikkan porsi minimum saham beredar atau free float emiten secara bertahap. Dari yang sebelumnya hanya 7,5 persen, targetnya dinaikkan hingga mencapai 25 persen. Langkah yang patut ditunggu dampaknya.


Halaman:

Komentar