Di sisi lain, upaya untuk memperdalam pasar terus digenjot. OJK saat ini tengah mengkaji dan mengembangkan berbagai instrumen baru. Salah satu yang sedang dikerjakan adalah ETF berbasis emas, yang diharapkan bisa memperluas pilihan investasi bagi masyarakat.
Optimisme untuk masa depan ini, rupanya, punya dasar yang cukup kuat melihat kinerja saat ini. Hingga November 2025, penghimpunan dana oleh korporasi ternyata masih solid. Bahkan, target realisasi untuk tahun 2025 sebesar Rp220 triliun sudah berhasil dilewati lebih awal.
Data per akhir November menunjukkan, nilai penawaran umum korporasi secara year to date telah mencapai Rp238,68 triliun. Angka ini naik sekitar Rp3,89 triliun dari posisi bulan sebelumnya. Lonjakan ini terutama didorong oleh aktivitas Penawaran Umum Terbatas dan Penawaran Umum EBUS Tahap II.
Sepanjang tahun berjalan, tercatat ada 18 emiten baru yang melakukan fundraising dengan total nilai Rp13,30 triliun. Sementara itu, antrian atau pipeline-nya masih panjang. Ada 35 rencana penawaran umum yang tercatat dengan nilai indikatif mencapai Rp32,29 triliun. Angka-angka ini jelas memberi sinyal bahwa miniat pasar modal belum padam.
Jadi, meski tantangan global selalu mengintai, suasana hati di pasar modal domestik terbilang positif. OJK punya keyakinan, dan data terkini seolah mendukung langkah mereka ke depan.
Artikel Terkait
KAI Angkut 63,6 Juta Ton Barang, Batu Bara Dominasi Pasokan Energi
Green Power Gelar RUPSLB Awal 2026, Diduga Kaitkan Deportasi Dirut
Bank Mandiri Salurkan 5.000 Paket Bantuan untuk Korban Bencana di Sumut
Gen Z dan Pemula Bisnis Bisa Raup Cuan di Musim Natal, Ini Peluangnya