"Sebentar lagi Bandara Nusantara akan beroperasi sebagai bandara komersial. Ini akan mempermudah mobilitas dari dan ke IKN," kata Bimo.
Ia melanjutkan dengan optimis, "Tidak hanya udara, jika jalur kereta api lintas tiga negara terwujud, ini akan menggerakkan ekonomi Asia Tenggara dan memperlihatkan pada dunia kuatnya dinamika ekonomi kawasan."
Kolaborasi yang dibahas ternyata lebih luas. Selain soal transportasi, kedua pihak juga menjajaki peluang kerja sama di bidang kesehatan. Sarawak dikenal punya fasilitas kesehatan yang mumpuni, dan mereka membuka kemungkinan untuk bermitra dengan rumah sakit di Nusantara. Kerja sama riset medis jadi salah satu poin yang digodok untuk saling memperkuat layanan.
Tak ketinggalan, aspek kebudayaan juga masuk dalam pembicaraan. Sarawak dan Nusantara punya akar budaya serumpun. Mereka melihat peluang besar untuk mengembangkan program bersama, mungkin lewat event budaya atau bahkan kompetisi tradisional seperti sumpit. Pertukaran budaya seperti ini bisa mempererat ikatan yang sudah lama terjalin.
Semua rencana ini tentu masih menunggu realisasi. Namun, gaungnya sudah terdengar: sebuah visi konektivitas dan kolaborasi baru di pulau Borneo sedang dipersiapkan.
Artikel Terkait
CPO Anjlok, Stok Sawit Malaysia Tembus Rekor Tertinggi
Emas Menggila, Saham Tambang Diborong Asing ke Rekor Tertinggi
JKN Sentuh 98 Persen Penduduk, Pemerintah Soroti Tantangan Keberlanjutan Dana
Saham Bakrie Meledak, BUMI dan DEWA Cetak Rekor Baru di Bursa