Arus Peti Kemas: Cermin Perekonomian Nasional
Nah, bicara soal angka-angka ini, seorang ekonom senior INDEF, Didik J. Rachbini, punya pandangan menarik. Di sebuah forum yang dihadiri para pelaku pelayaran, ia menyebut pertumbuhan arus peti kemas hampir selalu sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Industri adalah faktor kunci dalam perekonomian nasional khususnya manufaktur, perdagangan meningkat, nilai ekspor juga akan meningkat, peluang kerja meningkat, yang juga tentu akan berdampak pada peningkatan arus peti kemas,” katanya.
Ia lalu memberi contoh nyata: program hilirisasi nikel. Pada 2024, nilai ekspor produk turunannya mencapai USD 33,9 miliar. Bandingkan dengan tahun 2017 yang cuma USD 3,3 miliar. Peningkatan yang dramatis, bukan? Menurut Rachbini, industri, investasi, dan ekspor adalah kunci menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Arus peti kemas hanyalah cermin dari dinamika itu semua.
Namun begitu, optimisme ini perlu diimbangi dengan kesiapan infrastruktur. Agus Pambagio dari PH&H Public Policy Interest Group mengingatkan hal ini. Menurutnya, peningkatan fasilitas pelabuhan dan pendukungnya mutlak diperlukan untuk menjaga daya saing.
“Kebijakan dan aturan juga harus sejalan dan mendukung iklim investasi, jangan sampai saling bertentangan,” tegas Agus.
Ia menekankan, pengembangan yang terencana baik jauh lebih penting daripada sekadar mengejar pembangunan tanpa arah yang jelas.
Artikel Terkait
Wall Street Menahan Napas Jelang Keputusan Fed yang Sarat Ketegangan
Helikopter Angkut Tabung Gas, Pertamina Terobos Isolasi Bener Meriah
Waskita Beton Pacu Pendapatan ke Rp2,1 Triliun di Tengah Upaya Restrukturisasi
Putin Tawarkan Bantuan Nuklir ke Prabowo dalam Pertemuan Hangat di Kremlin