Pasar minyak kembali bergerak turun pada Selasa kemarin. Investor tampaknya sedang mencerna beberapa hal sekaligus: kabar tentang negosiasi perdamaian Ukraina, kekhawatiran pasokan yang justru melimpah, plus menunggu keputusan suku bunga The Fed. Kombinasi faktor-faktor itu membuat sentimen pasar jadi kurang bersemangat.
Brent, patokan minyak global, melemah 55 sen ke posisi USD 61,94 per barel. Sementara minyak AS jenis WTI turun lebih dalam, 63 sen, menjadi USD 58,25 per barel.
Ada harapan, tapi juga kecemasan, terkait perkembangan di Ukraina. Menurut sejumlah analis, jika perang benar-benar berakhir, ekspor minyak Rusia yang selama ini dibatasi bisa mengalir deras ke pasar. Tapi sebaliknya, kalau negosiasi macet, ketidakpastian justru bisa bikin harga bergejolak naik. Jadi, pasar seperti menahan napas menunggu kejelasan.
Di sisi lain, perhatian juga tertuju ke Washington. Pasar memprediksi The Fed kemungkinan akan memotong suku bunga. Kalau itu terjadi, biaya pinjaman turun dan bisa memacu permintaan energi. Tapi itu masih spekulasi.
Yang jelas, kekhawatiran soal pasokan ketat pun mereda. Ladang minyak besar milik Lukoil di Irak sudah kembali berproduksi. Kabar itu cukup untuk mendinginkan sedikit sentimen harga.
Tak cuma minyak, komoditas lain juga ikut merosot.
CPO
Artikel Terkait
Pasar Asia Gamang, Menanti Keputusan Fed dan Ujian Valuasi AI
Ekonomi Indonesia Melaju: Optimisme 6% hingga Mimpi 8% di Tengah Badai Global
IHSG Dibuka Menguat, Tiga Saham Ini Melonjak Hingga 25%
Sensus Ekonomi 2026: Peta Baru untuk Menguak Ketangguhan UMKM Indonesia