lanjut Kautsar menjelaskan.
Di sisi lain, aktivitas investor asing patut dicermati. Mereka mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp 381,18 miliar pada hari Jumat kemarin. Tapi kalau dilihat secara akumulasi sepanjang tahun 2025, posisi mereka masih negatif dengan nilai jual bersih mencapai Rp 27,09 triliun.
Pasar modal kita tak hanya tentang saham. Pada Jumat (5/12) lalu, BEI juga mencatatkan dua instrumen pendanaan baru dari PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. Perusahaan itu mendaftarkan Obligasi Berkelanjutan VII dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I, masing-masing dengan nominal Rp 1.600 miliar dan Rp 600 miliar.
Menariknya, kedua surat utang itu mendapat peringkat AA (Double A Plus) dari PT Fitch Ratings Indonesia. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.
Dengan pencatatan terbaru ini, pergerakan pasar obligasi dan sukuk sepanjang 2025 terlihat cukup aktif. Sudah ada 166 emisi dari 76 emiten dengan total nilai Rp 198,05 triliun. Angka ini menambah panjang daftar instrumen utang yang tercatat di BEI, yang kini totalnya mencapai 654 emisi. Nilai outstanding-nya fantastis: Rp 536,22 triliun plus USD 134 juta lebih, berasal dari 136 emiten.
Selain korporasi, instrumen pemerintah juga mendominasi. Saat ini tercatat 191 seri Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai Rp 6.423,84 triliun dan USD 352,10 juta. Sementara untuk Efek Beragun Aset (EBA), ada 7 emisi senilai Rp 2,13 triliun yang tercatat di papan bursa.
Artikel Terkait
Analis Soroti Momentum Cerah Sektor Unggas Jelang Akhir Tahun
DJP Larang Cuti Desember 2025, Fokus Kejar Target Pajak
BRI Tanam 3.000 Pohon Produktif, Serap Karbon dan Dongkrak Ekonomi Warga
Pasca Bencana Sumatra, Pertamina Pastikan Pasokan BBM dan Gas Tetap Lancar