Sepuluh tahun belakangan, perilaku belanja orang Indonesia berubah drastis. Kalau dibandingin sama kebiasaan dulu, sudah jauh banget bedanya. Sekarang, kita semua makin akrab sama yang namanya layanan digital, bayar-bayar pakai aplikasi, sampai belanja kebutuhan harian lewat ponsel. Ini bukan cuma soal gaya hidup yang berubah, lho. Pergeserannya lebih dalam mengubah struktur bisnis, dari warung kecil di pinggir jalan sampai perusahaan raksasa.
Nah, di tengah arus perubahan yang deras ini, Sensus Ekonomi 2026 (SE2026) muncul sebagai alat penting. Ia bakal bantu kita paham, sebenarnya seperti apa sih pola konsumsi masyarakat sekarang? Dan mau ke mana arah perekonomian Indonesia?
Contoh paling nyata bisa dilihat dari maraknya ritel modern dan layanan e-grocery. Minimarket seakan tumbuh di setiap sudut, baik di kota maupun desa, menjanjikan kenyamanan dan layanan yang standar. Di sisi lain, belanja kebutuhan pokok lewat aplikasi juga makin digemari, terutama sama anak muda dan keluarga di perkotaan yang segala sesuatunya maunya praktis.
Fenomena ini nggak bisa dianggap sepele. Ia mengubah peta persaingan ritel dan sekaligus memengaruhi rantai pasok barang-barang kebutuhan kita sehari-hari.
Pasar Tradisional Tetap Bertahan
Artikel Terkait
23 Izin Tambang di Sumut Diperiksa Ulang Usai Banjir dan Longsor
PNM Raih Predikat Sangat Tepercaya di Tengah Gejolak Ekonomi
Folago dan Emiten Teknologi Lainnya Melesat, Indeks Sektor Tembus 159%
Bank Sumsel Babel Buka Kantor Syariah di OKI, Akses Keuangan Semakin Merata