Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera tak lantas melumpuhkan layanan perbankan. Di tengah situasi sulit itu, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) berhasil menjaga operasionalnya tetap berjalan. Kuncinya ada pada penerapan Manajemen Kelangsungan Usaha atau Business Continuity Management (BCM) yang mereka miliki.
Namun begitu, yang menarik perhatian adalah peran infrastruktur teknologi mereka. Saat jaringan seluler dan kabel fiber optik terputus, BRI mengandalkan satelit miliknya sendiri, BRIsat. Jaringan alternatif inilah yang menjadi nyawa koneksi di daerah-daerah terdampak.
Ambil contoh Kantor Cabang BRI di Sibolga. Berkat BRIsat, cabang itu tetap terhubung dengan kantor pusat. Koordinasi dengan posko bencana pun berjalan lancar. Tak cuma itu, layanan penarikan tunai darurat untuk masyarakat, penyaluran bantuan, hingga pelaporan kondisi lapangan secara real-time bisa dilakukan.
Menurut Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom, keandalan BRIsat dalam situasi ekstrem ini bukanlah kebetulan. Ia menegaskan satelit tersebut adalah fondasi utama keandalan operasional BRI.
Lebih lanjut Mucharom menyebut, kehadiran BRIsat menjadi simbol ketangguhan infrastruktur digital mereka. Tujuannya jelas: mendukung inklusi keuangan dan menjaga stabilitas layanan, terutama di daerah-daerah terpencil.
Artikel Terkait
Sentimen AS Pacu Volatilitas, Pasar SBN Lesu Meski Yield Sempat Turun
Purbaya Resmikan Rusun Murah untuk ASN Kemenkeu, Cuma Bayar Rp 300 Ribu Sebulan
RLCO Cetak Rekor Minat IPO, Jatah Investor Ritel Hanya Sekian Lot
Pasar Asia Lesu, Napas Tertahan Menjelang Keputusan The Fed