Flynn menambahkan, "Pertanyaan miliaran dolar sekarang adalah apakah sanksi AS akan berlaku besok. Jika pembahasan damai sudah dekat, sanksi bisa saja dicabut atau ditunda."
Sanksi AS terhadap perdagangan dengan perusahaan minyak Rusia Rosneft dan Lukoil memang rencananya berlaku mulai Jumat. Lukoil sendiri dikabarkan punya waktu hingga 13 Desember untuk menjual portofolio internasionalnya yang luas.
Menurut data EIA, persediaan minyak mentah turun 3,4 juta barel menjadi 424,2 juta barel pada pekan yang berakhir 14 November. Angka ini jauh di bawah estimasi penurunan 603.000 barel yang diprediksi lewat jajak pendapat Reuters.
Penurunan stok yang signifikan itu mencerminkan peningkatan aktivitas penyulingan. Margin yang tinggi dan permintaan ekspor minyak mentah AS yang kuat jadi penyebabnya.
Tapi di tengah kabar baik itu, ada catatan lain. Analis melihat persediaan bensin dan distilat di AS justru naik untuk pertama kalinya dalam lebih dari sebulan. Ini bisa jadi tanda bahwa permintaan mulai melambat.
Artikel Terkait
Yohanes Surya Mundur, Telkom Gelar RUPSLB untuk Ubah Susunan Dewan
BTN Pacu Penyaluran Rp 25 T Dana Pemerintah Lebih Cepat dari Target
Pasar Asia Babak Belur, Data AS Gagal Beri Kepastian Arah Suku Bunga
Harga Emas Antam Tergelincir Rp 16.000, Sentuh Level Rp 2,3 Juta per Gram