Hingga akhir Oktober 2025, pemerintah telah membayar subsidi dan kompensasi untuk berbagai sektor, dan angkanya cukup besar: Rp 315 triliun. Menariknya, realisasi ini justru sedikit lebih rendah, sekitar 3,7%, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara membeberkan rinciannya. Subsidi murni mencatatkan realisasi Rp 194,9 triliun, sementara kompensasi mencapai Rp 120 triliun. "Subsidi dan kompensasi telah disalurkan, telah dibayarkan kepada badan usaha penyalur itu Rp 315 triliun," jelas Suahasil dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta Pusat, Kamis (20/11). Menurutnya, pembayaran subsidi berjalan rutin tiap bulan, sedangkan untuk kompensasi, pelunasan tahun 2024 dan kuartal I 2025 sudah selesai dilakukan.
Kalau kita lihat penyalurannya di lapangan, realisasi BBM hingga 31 Oktober tercatat 13.915 ribu kiloliter. Angka ini baru memenuhi 72% dari target tahun 2025, tapi setidaknya tumbuh 3,3% dibanding tahun sebelumnya. Untuk LPG 3 kilogram, penyalurannya mencapai 6,353 juta kg, juga di level 72% dari target dan naik 3,6%.
Di sektor kelistrikan, ada tren yang positif. Pelanggan yang menikmati listrik bersubsidi sudah mencapai 42,5 juta. Jumlah ini bahkan melampaui realisasi 2024 sebesar 110%, dengan pertumbuhan 2,9%. “Jadi kita melihat bahwa makin banyak masyarakat yang mendapatkan sambungan listrik dengan harga bersubsidi,” ungkap Suahasil.
Dukungan untuk petani melalui pupuk bersubsidi juga tak kalah penting. Realisasinya sudah mencapai 6,5 juta ton, atau 73% dari target 8,9 juta ton. Yang menggembirakan, angka ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan, yaitu 10,8%. “Artinya masih sekitar 27 persen lagi kuota, masih akan ada untuk penyaluran pupuk bersubsidi,” tambahnya.
Artikel Terkait
BOGA Dikuasai Pemilik Baru, Saham Melonjak 25%
Banten Gerebek Pabrik Asing, 583 Pekerja Ilegal Dideportasi
Canting dan Cita-cita: Kisah Rantiyem Menghidupkan Kembali Warisan Batik
Pendiri DATA Ambil Alih Kendali ATAP Lewat Akuisisi Saham Mayoritas