PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sedang mengajukan permohonan dukungan. Mereka membutuhkan bantuan dari Danantara Indonesia dan BP BUMN untuk mendirikan anak perusahaan baru. Ini bukan rencana sembarangan.
Anak perusahaan ini punya tugas besar: mengelola proyek New Smelter Aluminium di Mempawah, Kalimantan Barat. Bayangkan, kapasitas produksinya ditargetkan mencapai 600.000 ton aluminium per tahun. Jumlah yang sangat signifikan.
Menurut Direktur Utama Inalum, Melati Sarnita, perusahaan memang sedang mendorong pembentukan sebuah joint venture. “Kami mungkin nanti harus meminta dukungan dari Danantara dan juga BP BUMN,” ujarnya dalam Rapat Komisi VI DPR, Kamis (20/11). Dukungan itu dibutuhkan untuk pendirian anak perusahaan baru dan perusahaan patungan yang terkait langsung dengan proyek smelter ini.
Lalu, kenapa harus bikin perusahaan baru? Melati punya alasan yang kuat. Menurutnya, langkah ini sangat krusial untuk memproses pembiayaan proyek atau project financing. “Ini sangat penting sekali prosesnya buat kami,” tegasnya. Nantinya, Inalum berencana menggandeng mitra strategis dalam joint venture tersebut.
Proyek ambisius ini sudah punya timeline yang jelas. Commercial operating date (COD) ditargetkan pada 2029. Rencananya, tahun 2026 akan masuk tahap Final Investment Decision (FID), dilanjutkan dengan fase Engineering, Procurement, and Construction (EPC) sepanjang 2026-2028. Baru setelah itu commissioning di 2029.
Artikel Terkait
Hoaks Kantor Pusat DADA di Warung Kelontong Dibantah Tegas
BOGA Melonjak 25% Usai Kepemilikan Saham Beralih ke Tangan Baru
PT ASSA Suntik Rp500 Miliar Kredit Baru untuk Gencar Ekspansi Armada
BOGA Dikuasai Pemilik Baru, Saham Melonjak 25%