Namun begitu, ide pendirian anak perusahaan ini tidak serta merta disambut hangat. Wakil Ketua Komisi VI DPR, Nurdin Halid, mempertanyakannya. Ia heran, di saat Danantara justru fokus pada efisiensi dan perampingan jumlah BUMN yang saat ini mencapai 1.040 perusahaan, kenapa justru ada usulan untuk menambah entitas baru? “Kenapa mesti ada ide Inalum mendirikan anak usaha?” tanya Nurdin.
Menjawab kekhawatiran itu, Melati memberikan penjelasan lebih lanjut. Selain untuk kepentingan pembiayaan, pendirian anak perusahaan juga menjadi strategi mitigasi risiko bisnis. Pasalnya, saat ini kepemilikan saham Inalum masih 100 persen di tangan pemerintah. “Kita membutuhkan ring fencing joint venture tersebut dari eksisting bisnis kita,” ungkapnya. Dengan memisahkan JV smelter, monitoring performa bisnis akan jadi lebih gampang.
Ia juga memastikan bahwa ide ini sudah dibahas dengan Danantara. Pembicaraan ini berjalan beriringan dengan rencana Danantara untuk masuk dalam proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR), dengan injeksi modal sekitar USD 192 juta. “Saat ini kita masih diskusi,” jelas Melati. “Support sebenarnya masih ongoing discussion, termasuk USD 192 juta itu masih pakai asumsi 15 persen partisipasi di proyek.”
Sebagai informasi, Inalum yang merupakan anggota holding BUMN pertambangan MIND ID saat ini telah memiliki empat anak perusahaan. Di antaranya adalah PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) dengan kepemilikan saham 60 persen yang mengelola proyek smelter alumina. Lalu ada PT Indonesia Aluminium Alloy (99,99 persen) yang bergerak di produk secondary aluminium.
Tak hanya itu, mereka juga punya afiliasi di PT Sinergi Mitra Lestari Indonesia (25 persen) yang fokus pada waste management dan logistik. Terakhir, ada kepemilikan 33,75 persen saham di PT Indonesia Battery Corporation (IBC). Jadi, usulan anak perusahaan baru ini akan menjadi tambahan dalam portofolio mereka.
Artikel Terkait
Akuisisi Master Print oleh Deep Source Ditargetkan Rampung Awal 2026
Hoaks Kantor Pusat DADA di Warung Kelontong Dibantah Tegas
BOGA Melonjak 25% Usai Kepemilikan Saham Beralih ke Tangan Baru
PT ASSA Suntik Rp500 Miliar Kredit Baru untuk Gencar Ekspansi Armada