Yang menarik, UOB Kay Hian juga menyoroti peluang ARCI untuk masuk ke dalam indeks global VanEck Gold Miners ETF. Peluang ini muncul setelah Basis Utama Prima melepas seluruh kepemilikannya di ARCI, yaitu 6,1 persen, per 30 September 2025. Free float ARCI kini sekitar 15 persen, sehingga sudah memenuhi salah satu syarat utama masuk ETF global tersebut. Selain free float minimal 10 persen, emiten juga harus punya kapitalisasi pasar di atas USD150 juta, nilai transaksi rata-rata tiga bulan minimal USD1 juta per hari, volume perdagangan bulanan di atas 250.000 saham selama enam bulan, dan pendapatan dari operasi emas atau perak harus lebih dari 50 persen dari total pendapatan.
UOB sendiri sudah memperbarui proyeksi harga emas global dalam laporan riset ekonominya untuk kuartal IV-2025. Mereka mematok estimasi USD3.700 per troy ons untuk kuartal tersebut, lalu naik bertahap hingga USD4.000 per troy ons pada kuartal III-2026.
Dengan semua pembaruan ini, UOB Kay Hian mempertahankan rekomendasi "beli" untuk ARCI. Mereka bahkan menaikkan target harga menjadi Rp2.050 per saham, dari sebelumnya yang cuma Rp1.280. Valuasi ini menggunakan EV/EBITDA untuk tahun buku 2026 sebesar 9,8 kali, merujuk pada rata-rata tiga tahun. Menurut UOB, ARCI menarik karena punya prospek pertumbuhan laba yang kuat dalam tiga tahun ke depan, peluang penambahan cadangan, serta potensi monetisasi tambang bawah tanah.
Tentu, sekuritas ini juga mencatat sejumlah risiko yang perlu diwaspadai. Mulai dari potongan keterlambatan proyek, gangguan operasional karena bencana alam, ketidakpastian regulasi, hingga volatilitas harga komoditas. Namun begitu, dengan revisi naik proyeksi laba 2025-2026 sebesar 17-38 persen, prospek ARCI tetap dinilai menjanjikan.
Keputusan pembelian atau penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
Artikel Terkait
Pundi-Pundi Negara Digeber, Bea Keluar Emas Ditaksir Raup Rp 6 Triliun
Saham SGRO Beralih Tangan, Konglomerat Korea Kuasai Lahan Sawit 129 Ribu Hektare
Investasi Hilirisasi Melonjak 58%, Pemerintah Tegaskan Larangan Ekspor Bahan Mentah
Minyak Jelantah Program Gizi Nasional Disambar Singapore Airlines, Harganya Melonjak Dua Kali Lipat