Salah Dengar Lirik Lagu? Itu Bukti Otakmu Sedang Berpikir Keras

- Kamis, 01 Januari 2026 | 04:06 WIB
Salah Dengar Lirik Lagu? Itu Bukti Otakmu Sedang Berpikir Keras

Pernah nggak sih, lagi asyik-asyiknya nyanyi, tiba-tiba sadar lirik yang selama ini kamu gumamkan ternyata salah total? Rasanya seperti tertipu, tapi sama diri sendiri. Ternyata, kejadian konyol ini bukan cuma soal telinga kurang jeli. Para ahli justru melihatnya sebagai jendela menarik untuk mengintip cara kerja otak kita.

Fenomena ini punya nama keren: mondegreen. Istilah itu pertama kali dilontarkan Sylvia Wright pada 1954. Ia mendeskripsikan pengalamannya salah mendengar sebuah lirik puisi lama. Sejak saat itu, kesalahan dengar semacam ini jadi bahan kajian serius di ranah linguistik dan psikologi kognitif.

Otak Bukan Mesin Rekam

Kalau otak kita cuma perekam pasif, mungkin nggak akan ada salah dengar. Tapi kenyataannya nggak begitu. Diana Deutsch, seorang psikolog kognitif, dalam penelitiannya yang dimuat di Psychological Science menjelaskan bahwa pendengaran kita itu sangat subjektif.

Begitu suara masuk, otak langsung sibuk mengartikannya. Ia mengaitkan bunyi itu dengan memori, bahasa, dan pengalaman yang sudah kita miliki. Jadi, kita nggak cuma mendengar kita menafsirkan.

Nah, saat ada bagian yang kurang jelas, misalnya tertutup musik keras atau vokal yang samar, otak kita langsung ambil alih. Ia akan "mengisi kekosongan" itu dengan kata-kata yang paling masuk akal menurutnya. Hasilnya? Terciptalah lirik versi kita sendiri yang terdengar logis, meski jauh dari aslinya.

Musik yang Mengaburkan Kata

Coba bandingkan. Mendengar percakapan biasa dengan mendengarkan lagu itu jauh berbeda. Di dalam lagu, vokal bertabrakan dengan dentuman drum, melodi gitar, dan segala macam efek suara. Apalagi kalau penyanyinya ngerap cepat-cepat, ya sudah. Bunyi kata aslinya bisa hilang sama sekali.

Menariknya, otak kita enggan mengakui ada yang hilang. Richard Warren dari Harvard University mendemonstrasikan fenomena yang disebut phonemic restoration. Intinya, otak akan dengan percaya diri "memperbaiki" atau melengkapi bunyi yang sebenarnya terpotong. Kita pun merasa mendengar kata yang utuh, padahal itu cuma rekaan otak belaka.


Halaman:

Komentar