Lho, apa bedanya dengan AI generatif biasa? Kalau AI generatif cuma mencipta teks, gambar, video maka Agentic AI ini lebih jauh. Ia bisa mengambil keputusan dan tindakan nyata berdasarkan parameter yang sudah ditetapkan. Intinya, ini gabungan dari Gen AI, machine learning, dan deep learning dalam satu paket sistem yang bisa bertindak mandiri. Potensinya besar, dari otomatisasi industri sampai asisten pribadi yang benar-benar cerdas.
Dari sisi pendanaan, catatan Tracxn menunjukkan Manus mengantongi 75 juta dolar AS dalam putaran Seri B yang dipimpin Benchmark, sebuah firma venture capital AS. Mereka juga didukung oleh raksasa seperti Tencent dan HongShan Capital Group.
Ekspansi global memang jadi tujuan. Tak heran, pada Juli 2025 mereka melakukan PHK terhadap sebagian besar staf di Beijing, setelah sebelumnya memindahkan kantor pusat ke Singapura. Semua itu dilakukan untuk fokus ke pasar global.
Sebelum bergabung dengan Meta, startup ini juga sempat menjalin kemitraan strategis dengan tim Qwen AI milik Alibaba. Hal itu menunjukkan kedekatannya yang tetap erat dengan ekosistem teknologi China.
Dengan akuisisi Manus, daftar langkah agresif Meta dalam berburu startup AI semakin panjang. Polanya jelas: amankan talenta dan teknologi untuk mendukung pengembangan model seperti Llama. Contohnya, pada Juni 2025 mereka menginvestasikan 14,3 miliar dolar AS ke Scale AI, dan awal Desember ini mengakuisisi Limitless, startup wearable berbasis AI.
Teknologi Manus sendiri sudah dilirik banyak pihak. Microsoft, misalnya, mulai mengujicobakannya di PC Windows 11, memungkinkan pengguna membuat situs web langsung dari file lokal. Hingga saat ini, Manus mengklaim telah memproses lebih dari 147 triliun token data dan mendukung lebih dari 80 juta komputer virtual.
Ke depannya, seluruh karyawan Manus akan diserap ke dalam tim Meta. Perusahaan itu terus aktif merekrut talenta AI, baik dari startup maupun dari pesaing besar sekelas OpenAI dan Google. Perlombaan mereka di dunia AI tampaknya baru saja memanas.
Artikel Terkait
Mata di Langit: Upaya Indonesia Merengkuh Kedaulatan Data dari Orbit
Siklon Bukan Bencana Alam, Melainkan Cermin Kelalaian Kita
Planetarium Jakarta Kembali: Nostalgia atau Kebutuhan Kota yang Lapar Kontemplasi?
Konsumen Tahan Beli Gadget, Menunggu Harga Turun di Tengah Kelangkaan RAM