Badai Salju di Atacama: Gurun Terkering Bumi Berubah Jadi Hamparan Putih

- Selasa, 30 Desember 2025 | 08:12 WIB
Badai Salju di Atacama: Gurun Terkering Bumi Berubah Jadi Hamparan Putih

Badai ini diduga juga mempengaruhi Teleskop SOAR yang letaknya sekitar 850 kilometer di barat daya, meski dampaknya tidak separah di ALMA. Untungnya, Observatorium Vera C. Rubin yang baru dibangun sama sekali tidak terganggu.

Salju putih itu tak bertahan lama. Pada pertengahan Juli 2025, sebagian besar sudah lenyap. Di beberapa tempat, sinar matahari begitu kuat sehingga salju diduga langsung menyublim berubah dari padat jadi gas tanpa melalui fase cair.

Ini sebenarnya bukan kejadian pertama. Salju pernah tercatat turun di sini pada 2011, 2013, dan 2021. Beberapa tahun terakhir juga ada hujan lebat, yang justru berbahaya karena bisa picu banjir lumpur mematikan. Maret 2015 contohnya, sedikitnya 31 orang tewas dalam banjir terbesar yang pernah melanda Atacama.

Namun begitu, hujan juga bisa membawa keajaiban. Ia mampu memicu fenomena "flowering desert" atau mekarnya bunga gurun di luar musim. Tanaman-tanaman yang biasanya tidur tiba-tiba bersemi, menciptakan karpet warna-warni di tengah kekeringan. Terakhir kali ini terjadi adalah pada 2024, setelah hujan tak terduga mengguyur wilayah tersebut.

Lantas, mengapa Atacama bisa sebegitu kering? Dua faktor utamanya adalah Pegunungan Andes yang menghalangi awan dari timur, dan arus laut dingin di pesisir Pasifik yang mencegah penguapan air. Kombinasi ini menciptakan lingkungan yang nyaris tak bersahabat bagi kehidupan, kecuali bagi bunga gurun yang bandel dan mikroba ekstrem yang bersembunyi jauh di bawah permukaan tanah.

Tapi belakangan, kejadian hujan dan salju ekstrem seperti ini tampaknya makin sering. Beberapa ilmuwan mulai bertanya-tanya. Mungkinkan perubahan iklim akibat ulah manusia membuat Atacama jadi lebih basah? Kalau tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin suatu hari nanti predikatnya sebagai salah satu tempat terkering di Bumi akan hilang.


Halaman:

Komentar