Distribusinya gratis, tanpa pungutan biaya apa pun. Semua berdasarkan data riil di lapangan yang dikoordinasikan dengan pemerintah daerah dan satgas setempat.
100 Genset: Sumber Tenaga di Tengah Kegelapan
Lalu ada 100 unit genset berkapasitas 10 kVA. Kehadirannya krusial. Banyak lokasi terdampak masih gelap gulita akibat pemadaman listrik berkepanjangan. Tanpa listrik, mustahil menyalakan menara telekomunikasi.
Genset-genset ini tak cuma untuk kepentingan operator. Dengan ukurannya yang relatif mobile, mereka juga bisa dimanfaatkan warga sekitar. Untuk mengisi daya ponsel, penerangan sederhana, atau mendukung aktivitas di posko dan dapur umum. Selain genset dan HP, dikirim juga baterai dan rectifier, masing-masing 50 unit, sebagai bagian dari upaya perbaikan infrastruktur.
Bukan Aksi Satu Kali, Tapi Komitmen Berlanjut
Rupanya, ini bukan pengiriman pertama. Menurut Telkomsel, ini sudah yang keempat sejak pertengahan Desember 2025 lalu. Bahkan, pengiriman kelima sudah disiapkan, rencananya membawa bantuan tambahan seperti Al-Qur’an, sajadah, mukena, dan ribuan pakaian baru untuk warga Aceh.
Di luar bantuan perangkat, upaya pemulihan juga menyentuh hal-hal mendasar. Telkomsel terlibat dalam pembangunan sumur bor dan dapur umum. Ini menunjukkan bahwa pemulihan pascabencana dilihat secara holistik bukan hanya soal sinyal, tapi juga soal air bersih dan makanan.
Kolaborasi seperti ini memperlihatkan satu hal: di tengah krisis, telekomunikasi telah berubah menjadi kebutuhan kemanusiaan yang setara dengan air dan logistik. Menjaga sinyal tetap hidup adalah menjaga harapan tetap menyala.
Artikel Terkait
ASUS Vivobook 14: Ringan Dibawa, Tangguh Bekerja
AZKO Ganti Wajah, Genjot Pengalaman Belanja di Era Konsumen Baru
Lenovo Legion 9i Resmi Meluncur di Indonesia, Bawa Layar 3D Tanpa Kacamata dan Performa Setara Desktop
Puma di Patagonia Berubah Jadi Pemburu Grup Berkat Menu Baru: Penguin