Agus juga menjelaskan bahwa upaya pengeringan dipercepat dengan bantuan pompa tambahan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (DPU SDA dan PR). Kerja sama ini bertujuan untuk memulihkan kondisi wilayah secepat mungkin.
Kondisi Geografis Hambat Penyusutan Air
Camat Sayung, Sukarman, menambahkan bahwa kondisi geografis lokal menjadi faktor penghambat utama surutnya genangan. "Desa yang terletak di area cekungan membuat air sulit mengalir keluar. Sementara itu, desa di kawasan pesisir pantura terendam akibat air laut yang meluap ke permukiman," jelasnya.
Ia juga menyoroti kondisi Desa Kalisari yang masih terdampak karena sedang dalam tahap pembangunan sistem drainase. "Tim kami bekerja ekstra keras untuk membuang air secepatnya. Kami terus memantau perkembangan situasi dari jam ke jam," tambah Sukarman.
Upaya Terus Ditingkatkan
Hingga Selasa sore, puluhan petugas gabungan dari BPBD, DPU, dan BBWS masih bertugas di lapangan. Dua unit pompa besar dari DPU terus dioperasikan, khususnya di titik-titik rawan genangan, untuk mempercepat proses penyedotan.
"Saat ini, semua pihak berupaya maksimal agar genangan segera hilang. Kami berharap aktivitas warga dapat kembali normal dalam satu hingga dua hari ke depan," tutup Sukarman.
Artikel Terkait
Kalender Bali Hari Ini: Buda Umanis Julungwangi & Purnama Kelima - Arti, Makna & Hari Baik
Dari Robot ASIMO ke Mobil Masa Depan: Evolusi Teknologi Honda yang Mengubah Mobilitas
Chery Resmikan Pabrik Rp 5 Triliun di Indonesia, Jadi Basis Ekspor ASEAN
Proses Seleksi Pelatih Baru Timnas Indonesia: PSSI Minta Publik Bersabar