Menurut pengakuan Pak Ruri (juru kunci Sendang Bulus Jimbung), pengunjung yang datang untuk melakukan tirakat kebanyakan berasal dari Daerah Klaten.
Baca Juga: Asal Usul Desa Pandan Kuning, Cerita Rakyat Jawa Tengah, Raden Sujono Melarikan Diri, Bagian 3
Namun ada juga pengunjung yang datang dari daerah Yogyakarta, Surakarta (Solo), Semarang, dan lain sebagainya.
Kalau pengunjung yang datang hanya untuk menonton atau melihat-lihat kebanyak hanya dari daerah Klaten.
Waiau ada juga pengunjung yang datang dari luar daerah Klaten, namun jurnlahnya tidak begitu banyak.
Baca Juga: Uji IQ: Temukan Kesalahan dalam Gambar Memancing Ini untuk Mengukur Kecerdasan Anda dalam 7 Detik!
Sedangkan untuk pengunjung khusus pada saat diselenggarakan perayaan tradisi upacara Syawalan atau kupatan, pengunjung yang datang berasal dari berbagai daerah di wilayah Kabupaten Klaten, terutama masyarakat di sekitar lokasi Sendang.
Bahkan ada juga pengunjung yang datang dari luar daerah seperti Yogyakarta, Surakarta, Semarang, dan sebagainya, terutama yang pernah ada hubungan tertentu dengan tempat tersebut, misalnya pemah melakukan tirakat atau semedi di tempat tersebut, dan permohonannya terkabul.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: nusantara62.com
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
SIAL InterFood 2025: Jadwal, Lokasi & Daftar Partisipan Pameran F&B Terbesar
Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Tembus 11,43 Juta di 2025, Pengeluaran Rp 21,6 Juta per Orang
Sodetan Darurat 227 Meter PU Atasi Banjir Kaligawe Semarang, Lalu Lintas Kembali Normal
3 Strategi OJK Perkuat Pasar Keuangan Syariah: Diversifikasi hingga Digitalisasi