Harapannya jelas: memulihkan trauma secara bertahap. “Ini tetap kita programkan. Harapannya, secara bertahap dapat memulihkan trauma yang dialami saudara-saudara kita pascabencana,” tambahnya.
Di sisi lain, upaya perbaikan infrastruktur publik juga digenjot. Fokusnya pada fasilitas pendidikan sekolah dan madrasah yang rusak atau masih tertutup lumpur pasca banjir akhir November lalu. Targetnya ambisius tapi penting: agar aktivitas belajar bisa kembali normal di pekan pertama Januari 2026, bersamaan dengan awal semester genap.
Kabarnya, beberapa sekolah yang terdampak lumpur sudah bisa dipakai lagi. Namun begitu, untuk bangunan yang kondisinya parah, BNPB sudah menyiapkan solusi darurat.
“Sehingga, untuk sekolah-sekolah yang masih memerlukan perbaikan, proses belajar mengajar dapat dilakukan di tenda sementara,” tutup Aam.
Jadi, selain membenahi yang rusak, upaya mengobati ingatan tentang bencana itu terus digulirkan. Dua hal ini berjalan beriringan, karena pulih sepenuhnya butuh lebih dari sekadar tembok yang kokoh.
Artikel Terkait
Elon Musk Soroti Rencana China Batasi Ekspor Perak, Pasar Logam Mulia Mencemaskan
Polri Buka Servis dan Cuci Motor Gratis untuk Korban Banjir Sumatra
Sunmori Unik di Jakarta: Derum Motor Listrik dan Bensin Bersautan di Taman Mataram
Pulau Jawa Kembali Jadi Primadona Liburan Nataru 2025