Kalau kamu punya tradisi silaturahmi Natal ke rumah saudara, pasti pernah lihat hidangan yang namanya "ayam kodok" tersaji di meja. Jangan salah sangka dulu ini bukan masakan dari kodok beneran, ya. Cuma namanya saja yang begitu.
Hidangan unik ini ternyata punya sejarah panjang. Asal-usulnya dari masa kolonial Belanda, hasil akulturasi budaya yang kemudian melekat sebagai sajian khas perayaan Natal di Indonesia. Jadi, bisa dibilang ini warisan kuliner Holland yang sudah dianggap wajib oleh banyak keluarga.
Menurut sejumlah sumber, resepnya sendiri sebenarnya adaptasi dari masakan Prancis, yaitu ballotine dan galantine. Barulah kemudian muncul dalam buku masak Belanda "Indisch Kookboek" terbitan 1866 dengan nama gevulde kip alias ayam isi.
Lantas, kenapa dinamai ayam kodok? Coba lihat penampilannya. Ayam panggang utuh itu dibentuk sedemikian rupa hingga melebar, mirip sekali dengan badan dan kaki katak. Makanya, orang Indonesia langsung teringat kodok begitu melihatnya.
Artikel Terkait
Gegana dan Anjing Pelacak Dikerahkan untuk Amankan 1.160 Gereja di Ibu Kota
Kemensos Gelontorkan Rp100 Miliar untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumatra
Natal di Katedral Jakarta: Lalu Lintas Ramai Lancar, Jemaat Tertib Dijaga Polisi
Korea Utara Pamer Kapal Selam Nuklir, Perlombaan Senjata Bawah Laut Memanas