"Tetapi yang kembang api besar, betul-betul kami atur untuk tidak dinyalakan dalam rangka kita memberikan apa ya, empati, apa yang terjadi di Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara," jelas Pramono.
Di sisi lain, Jakarta sebagai ibu kota negara tentu tak boleh terlihat terlalu lesu. Pramono memastikan perayaan tahun baru tetap ada, hanya skalanya yang akan sangat dibatasi. Dari rencana awal yang punya banyak titik, dia memutuskan hanya akan menyetujui satu atau dua tempat saja.
"Walaupun tentunya sebagai ibu kota negara, sebagai pusat perekonomian nasional, Jakarta akan dilihat dunia di dalam menyambut tahun baru ini. Jadi juga enggak boleh terlalu sepi," katanya.
"Maka untuk itu, dari rencana sebegitu banyak titik-titik yang akan diadakan, hari ini saya akan memutuskan dalam rapat setelah acara ini, mungkin maksimum satu atau dua tempat saja," imbuhnya.
Pada akhirnya, dia lebih menekankan pada suasana refleksi. Imbauannya jelas: lebih baik warga banyak berdoa di rumah masing-masing menyambut tahun baru.
"Di rumah masing-masing kita berdoa untuk pergantian tahun baru, mudah-mudahan tahun depan kita semua diberikan berkah yang lebih baik," pungkas Gubernur.
Artikel Terkait
Tahun Baru Jakarta Tanpa Kembang Api, Diganti Video Mapping untuk Solidaritas
MNC University Dorong Mahasiswa Keluar Kelas, Kolaborasi Langsung di Jakarta
Indonesia dan Italia Siap Kirim Pasukan, Namun Misi Gaza Masih Terkendala
KPK Catat Rekor: 11 OTT dan Rp1,5 Triliun Aset Negara Kembali Sepanjang 2025