Surplus perdagangan barang Rusia masih terbilang fantastis, meski ada tren penurunan. Sepanjang sepuluh bulan pertama tahun 2025, angkanya mencapai 101,5 miliar dolar AS. Kalau dirupiahkan, itu setara dengan Rp1.700 triliun, lho.
Namun begitu, kalau dibandingin dengan periode yang sama di tahun 2024, ada penurunan yang cukup jelas. Tahun lalu, surplus mereka masih berada di level 109,6 miliar dolar AS. Jadi, selisihnya lumayan.
Lalu, apa penyebabnya? Menurut data yang dirilis Bank Sentral Rusia, impor di sektor pariwisata dan jasa lainnya mengalami peningkatan. Inilah yang jadi salah satu faktor utama.
Di sisi lain, kondisi sektor jasa justru menunjukkan hal sebaliknya. Defisit perdagangan jasa Rusia malah melebar, mencapai 40 miliar dolar AS dalam periode Januari-Oktober 2025. Angka ini naik signifikan dari defisit tahun sebelumnya yang sebesar 31,5 miliar dolar AS.
Dampak dari dua kondisi yang berbeda ini terlihat pada neraca transaksi berjalan. Surplusnya menyusut jadi 37,1 miliar dolar AS, jauh menurun dari posisi 52,7 miliar dolar AS di periode yang sama tahun lalu.
Artikel Terkait
Apindo Soroti Lonjakan Indeks Alfa, Khawatirkan PHK di Sektor Padat Karya
Dari Rangka Kayu hingga Mesin Bensin: Kisah Motor Pertama di Dunia
Jembatan Sementara Teupin Mane Hidupkan Kembali Denyut Ekonomi Warga
Fun Walk PMI Jakpus: Ribuan Warga Serukan Semangat Kemanusiaan di Monas