Pemerintah China lagi-lagi mengeluarkan sinyal kuat. Kali ini, mereka serius ingin membangkitkan gairah investasi yang sempat lesu. Sinyal itu dikeluarkan dalam Konferensi Kerja Ekonomi Pusat yang digelar belum lama ini.
Rapat penting yang dipimpin langsung oleh Presiden Xi Jinping itu berlangsung di tengah situasi yang tidak mudah. Lingkungan eksternal terasa kompleks, sementara imbal hasil investasi justru menunjukkan tren penurunan. Karena itulah, pertemuan tersebut menekankan satu hal: penurunan investasi harus dihentikan. Pemulihan harus didorong, dan investasi dari sektor swasta perlu dirangsang dengan efektif.
Data dari Biro Statistik Nasional memang cukup mencerminkan kondisi yang memprihatinkan. Hingga November 2025, investasi aset tetap China tercatat anjlok 2,6 persen secara tahunan. Angka ini jelas menjadi perhatian utama para pengambil kebijakan di Beijing.
Lalu, apa langkah konkretnya? Konferensi itu menyoroti beberapa hal. Salah satunya adalah mengoptimalkan pelaksanaan proyek-proyek nasional yang sudah masuk dalam kategori utama. Selain itu, pengelolaan penggunaan obligasi khusus pemerintah daerah juga akan diperketat dan diarahkan dengan lebih baik.
Artikel Terkait
BI Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tumbuh Lebih Kencang Tahun Depan
Jembatan-Jembatan Vital di Aceh dan Sumut Mulai Dibuka, Warga Kembali Terhubung
BRI Siapkan Rp21 Triliun untuk Arus Kas Nataru, Digitalisasi Jadi Penyeimbang
BTN Pacu Kinerja, Aset Tembus Rp504 Triliun Jelang Akhir 2025