Sepanjang 2025, moda transportasi darat tumbuh pesat. Kereta api naik 47% dan bus 46%, menggeser dominasi transportasi udara. Meski begitu, pesawat tetap relevan dengan pertumbuhan sekitar 5%. Ferry juga naik 29%, terutama sebagai penghubung antar pulau.
Untuk tempat menginap, akomodasi non-hotel seperti vila atau guesthouse justru meroket 44%, jauh melampaui hotel (19%) dan apartemen (13%).
ungkapnya.
Sektor atraksi wisata juga tak kalah ramai. Playground melonjak hingga 71%, sementara atraksi wisata umum tumbuh 34%. Selain karena banyak destinasi baru dibuka, tren ini dipicu kebutuhan keluarga urban akan liburan healing yang dekat rumah tapi tetap seru.
Dari Kota Tersembunyi Hingga Favorit Lama
Selain kota-kota utama, perhatian pelancong mulai merambah ke daerah emerging. Sebut saja Likupang, Labuan Bajo, Sorong, sampai Pangandaran. Faktor utamanya? Akses yang makin baik dan tentu saja, gencarnya eksposur di media sosial, cocok buat trip singkat akhir pekan panjang.
Tapi, dominasi wisata domestik tetap kuat, sekitar 75%. Di Jawa, Yogyakarta dan Bandung masih juara, diikuti Jakarta dan Surabaya. Luar Jawa, Bali tetap memimpin, meski Lombok, Medan, dan Makassar mulai naik daun. Untuk luar negeri, Singapura, Malaysia, Jepang, dan Korea Selatan masih jadi pilihan utama.
Mimpi untuk Tahun Depan
Memasuki 2026, daftar impian wisatawan sepertinya konsisten. Bali, Yogyakarta, dan Bandung masih bercokol di puncak. Walaupun begitu, nama seperti Labuan Bajo dan Raja Ampat mulai sering disebut, meski volumenya belum besar.
kata Tifanny menutup paparan.
Intinya, tren pariwisata kita sekarang sangat dipengaruhi momen liburan, keputusan cepat, dan kebutuhan akan fleksibilitas. Pengalaman, aktivitas seru, dan suguhan konten di media sosial telah menjadi penentu utama perilaku kita saat ingin jalan-jalan.
Artikel Terkait
BTN Pacu Kinerja, Aset Tembus Rp504 Triliun Jelang Akhir 2025
Mandalika Panas: Dari Sirkuit MotoGP ke Mesin Ekonomi Kawasan
Surplus Dagang Jepang Pacu Spekulasi Kenaikan Suku Bunga BOJ
Gus Ipul Serahkan Santunan Rp15 Juta untuk Korban Banjir di Sumatera