Angka kebangkrutan perusahaan di Jepang terus merangkak naik. Sepanjang Januari hingga November 2025, sudah tercatat 9.372 perusahaan yang gulung tikar. Kalau tren ini berlanjut, bukan tak mungkin jumlah untuk setahun penuh bakal tembus angka 10.000. Prediksi ini dilansir dari laporan Xinhua, Sabtu lalu.
Namun begitu, ada secercah data yang agak berbeda dari gambaran umum. Survei terbaru Tokyo Shoko Research menyebutkan, untuk bulan November saja, kasus kebangkrutan dengan utang minimal 10 juta yen justru turun 7,5 persen secara tahunan. Jumlahnya sekitar 778 kasus.
Lalu, sektor mana yang paling terpukul? Tampaknya industri jasa memegang rekor kurang menyenangkan itu. Pada November 2025, sektor ini mencatat 250 kegagalan bisnis. Meski angkanya tertinggi, perlu dicatat bahwa ini sebenarnya sudah turun cukup signifikan, yakni 17,8 persen dibandingkan November tahun sebelumnya.
Artikel Terkait
Bahlil Siap Gebuk Tambang Nakal di Hutan dengan Denda Rp6,5 Miliar per Hektare
Tragedi Bondi: Sepuluh Nyawa Melayang dalam Penembakan Saat Perayaan Hanukkah
Kekhawatiran BYD: Insentif Mobil Listrik Berakhir, Penjualan Bisa Tersendat
BYD Siapkan Lembaga Pembiayaan Sendiri untuk Dongkrak Pasar Mobil Listrik