"Kondisi armada ini masih belum kembali seperti sebelum pandemi," ujarnya.
Dia menjelaskan, keterbatasan pesawat yang siap operasi bikin jadwal rotasi pesawat jadi super ketat. Apalagi kalau ada gangguan cuaca atau masalah teknis mendadak. "Jumlah pesawat yang serviceable terbatas, sehingga rotasi pesawat menjadi lebih ketat, terutama saat terjadi gangguan cuaca atau teknis," jelas Setiyo.
Nah, soal harga tiket yang biasanya melambung tinggi saat liburan, pemerintah mengklaim sudah menyiapkan sejumlah langkah. Tujuannya sederhana: menjaga harga agar tetap terjangkau. Stimulusnya macam-macam, mulai dari kebijakan PPN ditanggung pemerintah sebesar 6 persen, diskon fuel surcharge, sampai potongan tarif jasa bandara hingga setengah harga.
Belum lagi ada penurunan harga avtur di 37 bandara dan perpanjangan jam operasional. Kalau semua kebijakan ini digabung, efeknya lumayan.
"Kalau diramu, ada kebijakan PPN DTP, diskon fuel surcharge, tax bandara, dan lain-lain, kurang lebih bisa menurunkan harga tiket 12-13 persen," pungkas Setiyo.
Jadi, begitulah persiapannya. Tinggal nanti eksekusinya di lapangan. Semoga saja perjalanan masyarakat selama liburan nanti berjalan lancar tanpa kendala berarti.
Artikel Terkait
Hantu-Hantu Agak Laen Bakal Beraksi di CFD untuk Korban Sumatera
Drama Bunuh Diri Ganda Antar Wolves Tumbang di Emirates
54 WNI dari Myanmar Tiba di Soekarno-Hatta, Ratusan Masih Menunggu Evakuasi
Sepi yang Bertahan: Kisah Ibu Sikar di Pasar Nanjung Sari