Hingga Jumat kemarin, situasi di Sumatera Utara pasca banjir dan longsor masih sangat mengharukan. BNPB melaporkan, korban jiwa sudah mencapai 343 orang. Yang mengerikan, 98 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Sementara itu, puluhan ribu warga tepatnya 53.523 jiwa terpaksa mengungsi, tersebar di 87 titik pengungsian.
Abdul Muhari, sang Kepala Pusat Data BNPB, memberikan rincian yang lebih jelas. Menurutnya, Kabupaten Tapanuli Tengah jadi salah satu wilayah dengan titik pengungsian paling banyak.
“Di Kecamatan Tukka ada 17 titik, sementara Sitahuis punya 21 titik,” jelas Aam, sapaan akrab Abdul Muhari, dalam keterangan tertulisnya Sabtu ini.
Jumlah pengungsi sendiri terus bergerak dinamis. Tapanuli Tengah mencatat penurunan sekitar 4.700 jiwa. Di sisi lain, kabupaten Langkat justru mengalami lonjakan yang signifikan bertambah lebih dari 12.000 orang yang mengungsi.
Merespon kondisi ini, pengiriman bantuan terus digenjot. Dari Posko Logistik Silangit, sebanyak 8.788 kilogram logistik dikirim lewat udara dan darat hari ini. Isinya beragam, mulai dari beras, gula, air mineral, sampai pakaian dan perangkat komunikasi. Bantuan-bantuan ini ditujukan untuk wilayah Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, bahkan merambah hingga ke Aceh.
Kalau dijumlahkan, total bantuan yang sudah disalurkan mencapai 7,29 ton. Sebagian besar, sekitar 6,56 ton, diantar melalui lima kali perjalanan darat. Sisanya, sekitar 0,73 ton, dibawa dengan dua sortie udara. Mi instan, beras, dan biskuit jadi prioritas utama untuk memenuhi kebutuhan mendesak di Tapanuli Tengah dan Barus.
Untuk menjangkau daerah terpencil, operasi udara masih jadi andalan. Lokasi seperti Barus, Siantar Naipospos di Tapanuli Utara, dan Rembele di Aceh sangat bergantung pada helikopter. Namun begitu, cuaca buruk sempat mengganggu. Pengiriman gula, beras, dan beberapa unit Starlink terpaksa ditunda. Operasi udara ini mengandalkan helikopter TNI AD, yaitu HELI PK-USO dan HELI BELL-MI-17.
Sementara itu, distribusi lewat jalur darat tetap mendominasi. Dari enam titik utama, Pinangsouri menerima kiriman terbanyak, hampir 2.750 kg. Disusul oleh Kodam I Bukit Barisan dan Kecamatan Barus. Selain sembako, kiriman darat juga membawa kasur lipat, selimut, obat-obatan, dan peralatan komunikasi. Posko di Silangit terus memantau cuaca dan kondisi jalan agar bantuan yang tertunda bisa segera sampai.
Artikel Terkait
Destinator Melaju ke Vietnam, Buktikan Daya Pikat SUV Buatan Indonesia
Tarif AS Pukul Ekspor Jerman, Pertumbuhan 2025 Hanya 0,1 Persen
Uang Korban Penipuan WO Dihamburkan untuk Liburan dan Cicilan Rumah
Ekonomi Kamboja Diuji: Proyeksi Pertumbuhan Anjlok di Tengah Gejolak