MURIANETWORK.COM - Politikus Golkar sekaligus mantan Tenaga Ahli Kedeputian Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, menyoroti gelombang kritik keras dan serangan politik terhadap mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai semakin emosional dan tidak rasional.
Menurutnya, kelompok yang kalah dalam Pilpres 2024 dan mantan anggota organisasi seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) serta Front Pembela Islam (FPI) menjadi aktor utama di balik narasi kebencian tersebut.
Ngabalin menyebut kelompok tersebut sebagai “gerombolan yang keok” dalam pertarungan elektoral, namun tidak bisa menerima kekalahan dengan lapang dada.
“Mereka ini sakit hati sampai ke ulu hati, apalagi anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, kini menjadi Wakil Presiden. Ini membuat mereka semakin tidak terima,” ujarnya di akun X (Twitter) miliknya, Selasa (10/6/2025).
Dia menambahkan, kekalahan dalam Pilpres 2024 telah memicu frustrasi di kalangan oposisi, yang kemudian menyalurkannya melalui serangan personal dan kampanye hitam terhadap Jokowi.
“Kebencian mereka sudah tingkat dewa, sinting. Mereka tidak bisa membedakan antara kritik konstruktif dan fitnah,” tegas Ngabalin.
Ngabalin juga menyoroti peran mantan anggota HTI dan FPI yang disebutnya ikut memperkeruh situasi dengan narasi radikal dan provokatif.
“Mereka ini laskar tidak berguna yang sedang sakit hati karena dibubarkan atau dipecat. Sekarang mereka bersatu dengan kelompok panci (istilah untuk kelompok yang sering memanaskan situasi) untuk menyerang pemerintah,” ucapnya.
Artikel Terkait
Prof Ikbar Bongkar Bahaya Legacy Jokowi: Orang Tak Lulus SMP Bisa Jadi Wapres!
Ijazah Jokowi & Gibran Palsu? Iwan Fals Bongkar Fakta Mengejutkan!
Misteri Gelar Jokowi di Disertasi Dekan Fisipol UGM: Mengapa Tak Disebut Sebagai Alumni?
Prabowo Lelah Digelendotin Jokowi, Benarkah Hubungan Mereka Retak?