Hal ini menyesuaikan dengan tema peluncuran buku 'Pengantar Pemahaman Konsepsi Dasar Sekitar Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)' yang berlangsung.
"Saya mesti cerita sedikit pengalaman kenapa Pak Bambang Kesowo nulis (buku) sebegini tebelnya. Karena ketika saya ditugasi ke BRIN ini, terus saya punya researcher itu 8.144, wah saya pusing kepala. Kan ini pasti orang pintar semua ini," ujar Mega.
"Wah tapi saya tidak mau kalah. Saya suruh Pak Handoko, saya suruh ditesting dengan Ilmu psikologi.Jadi IQ-nya sama EQ-nya Intelligence Quotient sama Emosional Quotient. Supaya apa? Ini benar pintar atau ngerepek ini," sambungnya.
Mega mengaku cukup pening harus menangani SDM-SDM yang pintar di lingkungannya.
Mega juga mengaku bingung karena harus membuat tesis sampai bertanya dan meminta pendapat.
"Nah ini kan saya pusing ya ngurusi orang pintar-pintar ya. Terus waktu saya pertama kali ketemu, pasti kan pikiran orang pintar itu kan wah suka menuju kemana. Kadang melayang-layang," tuturnya.
"Lah tapi bingungnya saya kan, apa itu namanya, mesti tesis lah, mesti apa segala ya. Nah saya jadi banyak tanya dulu dong sama orang pintar-pintar. Saya terima apa tidak, Oh itu penghormatan Bu, Apalagi kalau dari luar. Oh gitu toh, Itu sudah lebih katanya sama orang yang sekolah membuat untuk disertasi. Oh gitu ya, Ya saya terima saja," imbuhnya.
👇👇
Yg tadinya cuma sebatas curiga siapa dibalik ini semua, skrng….? https://t.co/TzlAGYVSDM
Sumber: Fajar
Artikel Terkait
Prabowo Lelah Digelendotin Jokowi, Benarkah Hubungan Mereka Retak?
Serakahnomics: Dalih Kemakmuran yang Ternyata Bencana Buat Rakyat Biasa!
Gaji Pensiun DPR Seumur Hidup, Dosen UI Beberkan Fakta Pahit yang Bikin Geram!
Jokowi Minta Prabowo Tak Ganti Kapolri, Benarkah Cuma untuk Giring Opini Publik?