Di tengah panasnya isu ini, banyak netizen ikut menyuarakan pandangannya.
Akun @3rw**** menulis, “Sepertinya omongan JKW hanya sarkas bang.. Kalau benar IPK-nya < 2, UGM pasti gak keluarin ijazah. Beda kalau ada program susulan.”
Sementara akun lain dengan tajam menyindir kredibilitas UGM, “Hancur sehancur-hancurnya UGM itu ya bang Rismon,” tulis @ebo****.
Tidak sedikit juga yang menilai bahwa Jokowi sendiri adalah penyebab utama dari keraguan publik yang semakin meluas.
“Pak @jokowi, sebenarnya Anda lah biang kerok kegaduhan ini. Salah sebut dosen, salah sebut jurusan, bahkan batas minimal kelulusan saja Anda gak ngerti. Bukan kami meragukan, tapi rekam jejak Bapak memaksa kami untuk tidak percaya,” kata @dew****.
Isu ini pun menyerempet ke institusi kampus. Akun @ped**** menyindir, “Wow, ternyata berkuliah di @UGMYogyakarta bisa lulus IPK < 2. Ternyata nilai abal-abal bisa diluluskan? Kuliah di tempat lain aja deh...”
Dalam dunia akademik, standar kelulusan menjadi tolok ukur kualitas lulusan dan reputasi institusi pendidikan.
Di Indonesia, umumnya mahasiswa sarjana bisa lulus dengan IPK minimal 2,00, sebuah angka yang dianggap sebagai batas bawah pencapaian akademik.
Oleh karena itu, pernyataan "dua saja tidak ada" jika tidak dimaksudkan sebagai guyonan, tentu memunculkan tanda tanya besar.
👇👇
Jadi Capres Tak Perlu IPK 4, Jokowi: IPK Saya Kurang dari 2.
Secara akademik, tak mungkin UGM meluluskan seorang mahasiswa dengan IPK<2.https://t.co/RUhYvVz7g7 pic.twitter.com/1gc41ITqnR
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Ijazah Palsu Jadi Lagu? Tantangan Nyata untuk Iwan Fals!
Purbaya Didesak Dipecat! Klaim SBY Lebih Makmur Bikin Pendukung Jokowi Naik Pitam
Efisiensi atau Bagi-bagi Kursi? Potret Setahun Pemerintahan Prabowo
Laode Ida Bocarkan Skema Proyek Jokowi untuk Jebak Loyalitas Menteri, Tom Lembong Termasuk?