Kaesang Dinilai Cuma Permainkan Anies soal Keinginannya Berduet di Pilkada Jakarta

- Kamis, 11 Juli 2024 | 01:15 WIB
Kaesang Dinilai Cuma Permainkan Anies soal Keinginannya Berduet di Pilkada Jakarta


Namun, putra bungsu Presiden Joko Widodo itu tiba-tiba berubah arah dan menyatakan tidak mau berpasangan dengan Anies.


Pengamat Politik Citra Institute, Efriza mengatakan, Kaesang memberikan sinyal kepada Anies untuk menebak umpan saja.


Sebab, kata Efriza ketika umpan itu ditangkap oleh Anies, Kaesang pun menyatakan menolak berduet dengan mantan Gubernur DKI tersebut.


"Itu membuktikan, Anies itu pragmatis, seharusnya dia katakan berbeda dengan Kaesang," terangnya Rabu (10/7/2024).


Ia menilai, Anies tidak menyadari bahwa sudah dipermainkan oleh Kaesang karena memberi respon secara tidak antusias tapi tak menolak juga.


Sehingga, Efriza menilai level politik Anies selama ini adalah pragmatis setiap ada yang mendukung maka maju.


"Dia lebih pragmatis daripada Prabowo, karena Prabowo yang mengorganisir keputusan partai, kakau Anies mengikuti apa maunya partai politik, dia tak menunjukan punya idealisme, selama ada kesempatan sikat," imbuhnya.


Sebelumnya, Anies Baswedan usai kalah di Pilpres 2024, kini diusung oleh PKS untuk maju sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta.


Pengamat Politik Citra Institute, Efriza mengatakan, kenytaaan ini sebagai bukti bahwa Anies Baswedan sangat haus kekuasaan.


Ia menyatakan itu, kata Efriza, pada saat debat Pilpres 2024 lalu Anies mennyinggung Presiden terpilih Prabowo Subianto haus kekuasaan karena tidak bisa oposisi sehingga menerima kursi Menteri Pertahanan.


"Kalau ini jelas karakter Anies itu bahwa orang yang haus kekuasaan, kalau kita runut ke belakang, Anies itu ikut konstelasi partai Demokrat sebagai calon presiden dan itu kalah sama Dahlan Iskan kalau tidak salah," tegasnya, Rabu (10/7/2024). 


Kaesang Sindir PKS


Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon Gubernur DKI di Pilkada 2024.


Keputusan DPP PKS itu oleh Ketua Umum (Ketum) PSI Kaesang Pangarep.


Kaesang menyatakan, seharusnya PKS sebagai partai pemenang Pemilu di Jakarta mengusung kadernya sebagai bakal calon Gubernur DKI, bukan usung Anies Baswedan.


Pendapat Kaesang itu ditanggapi oleh pengamat Politik Citra Institute Efriza.


Efriza menilai, sindiran Kaesang harus dijadikan motivasi bagi PKS sebagai partai pemenang Pemilu.


"Seharusnya dipahami bahwa PKS memang dalam mengusung Pilkada DKI itu blunder dan sisi yang lain mereka meralat atas pernyataannya serta PKS tidak percaya diri (untuk menang jika tak usung Anies)," kata Efriza, Selasa (9/7/2024).


Menurut Efriza, blunder yang dimaksud adalah PKS sempat menyatakan, Anies Baswedan jika ingin diusung harus menjadi kadernya terlebih dahulu.


Namun, di ujung perjalanan mencari bakal calon Gubernur DKI, PKS justru mengusung Anies Baswedan.


Sehingga, kata Efriza, apa yang diucapkan oleh Kaesang sangat tepat untuk menumbuhkan rasa percaya diri bisa menang di Pilkada DKI meski tanpa usung Anies.


"Harusnya menempatkan Anies yang non partai sebagai wakilnya dan PKS mengusung kadernya sebagai calon Gubernurnya, itu semestinya dilakukan PKS. Bukan malah terbalik mengajukan calon (kader) tapi jadi bakal Cawagub," ujarnya.


Efriza melanjutkan, PKS sangat menganak emaskan sosok Anies Baswedan sehingga di Pilkada DKI mengusunya kembali sebagai bakal Cagub.


Ia pun menduga bahwa Anies adalah kader PKS yang berada di luar partai karena selalu mendukung Pilkada dan Pilpres.


"Bahkan bisa di katakan PKB akan mundur untuk mencoba usung Anies kalau terus memaksakan seperti itu. Langkah ini sebagai sinyal bahwa ini berat mengusung PKS dengan Anies yang satu warna, ideologisnya, pemilihnya dan kedekatan emosional sama Anies dengan PKS," ungkapnya.


Selain PKB, Efriza melihat PDIP dan Nasdem juga mulai menarik diri untuk koalisi dengan PKS di Pilkada DKI jika tetap mengusung Anies.



Halaman:

Komentar