MURIANETWORK.COM
Jakarta diguncang lagi. Kali ini, suara Faizal Assegaf, seorang kritikus politik, menyerukan hal yang cukup mengejutkan: mantan presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri diminta untuk segera berembuk. Tujuannya jelas, tapi pelaksanaannya? Mungkin tidak semudah itu.
Menurut Faizal, ketegangan politik di level elite sudah sampai pada titik yang mengkhawatirkan. Ia khawatir persepsi publik bisa terpengaruh, terutama dalam menanggapi isu-isu sensitif seperti dugaan pemalsuan ijazah yang masih terus bergulir hingga sekarang.
Pernyataan ini disampaikan Faizal setelah ia bertemu dengan Ketua Komisi Reformasi Polri, Jimly Asshiddiqie, di kantornya di Jakarta, Jumat lalu, 21 November 2025. Ia berbicara dengan nada serius, menekankan bahwa situasi saat ini butuh penanganan segera.
“Dialog di level tertinggi diperlukan agar publik melihat bahwa tidak ada intervensi politik dalam proses peradilan. Sekaligus mediasi antar-elite dapat memperkuat independensi proses hukum,” tegas Faizal.
Di sisi lain, Faizal juga mengingatkan agar diskursus publik jangan sampai dibelokkan. Jangan sampai isu ini jadi sekadar konten sensasional atau alat kepentingan politik sesaat. Yang penting, komunikasi politik harus tetap terbuka dan tidak terputus di tengah jalan.
Artikel Terkait
Mantan BIN Soroti Dominasi Polri di Tim Reformasi Polri Sendiri
Jokowi Pilih Panggung Global di Tengah Badai Kasus Ijazah
Tony Rosyid: Panggung Jokowi Meredup, Nasib Indonesia Kini di Tangan Prabowo
Tony Rosyid: Tuntutan ke Jokowi Bagian dari Siklus Politik yang Wajar