Kurangnya data tentang nilai resale mobil Chery di Indonesia juga bisa memunculkan keraguan bagi sebagian pembeli.
- Infrastruktur pengisian daya
Infrastruktur pengisian daya listrik umum untuk mobil PHEV di Indonesia masih terbatas. Ketergantungan pada SPBU untuk mengisi mesin bensin mungkin masih tinggi.
Ketidaktersediaan charger cepat untuk PHEV di SPBU juga membuat proses pengisian lebih lama dibandingkan mobil listrik murni.
- Pengalaman pengguna
Beberapa pengguna melaporkan adanya kekurangan seperti kualitas material interior yang kurang premium, sistem infotainment yang kurang responsif, serta suara mesin yang agak bising saat akselerasi.
Kurangnya data jangka panjang tentang ketahanan baterai dan komponen elektrik PHEV juga bisa menjadi faktor keraguan.
- Biaya perawatan
Meski ada garansi baterai selama 8 tahun/120.000 km, biaya perawatan baterai dan komponen elektrik PHEV dalam jangka panjang masih belum diketahui secara pasti. Potensial biaya ini bisa lebih tinggi dibandingkan mobil bensin biasa.
Baca Juga: Kaca Helm Berembun saat Hujan Dapat Mengganggu Pandangan Pengendara, Berikut Cara untuk Mengatasinya
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: patiupdate.com
Artikel Terkait
Penjualan Mobil Hybrid Anjlok 23% di Tengah Kebangkitan Pasar Otomotif Nasional
Honda Super One Mulai Tes Jalan di Indonesia, Kapan Launchingnya?
Honda Culture Indonesia Vol. 2 2025: Event Gaya Hidup & Komunitas Honda Terbesar
Gran Max Pick Up Jadi Mobil Terlaris Daihatsu Oktober 2025, Geser Dominasi Sigra