Harapannya jelas: tayangan berkualitas dunia ini bisa dinikmati oleh siapa saja dan di mana saja. Targetnya inklusif, menjangkau hingga ke wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). Ini bukan sekadar urusan siaran, tapi lebih pada misi pelayanan.
“Piala Dunia 2026 melalui TVRI dihadirkan untuk seluruh rakyat Indonesia, dengan akses yang inklusif,” tegas Iman Brotoseno lagi.
“Ini sesuai arahan dari Presiden Republik Indonesia agar TVRI memberikan hiburan bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam momen kegembiraan Piala Dunia.”
Soal cakupan siaran, TVRI memegang hak penuh untuk 104 pertandingan. Mulai dari babak grup yang menegangkan sampai final yang puncak, semua akan disiarkan selama 39 hari. Baik secara live, tunda, maupun ulangan selama event berlangsung.
Lalu, bagaimana cara menontonnya? Untuk akses paling dasar, masyarakat cukup pakai antena biasa di televisi. Gampang.
Namun begitu, untuk platform streaming atau OTT (over the top), Iman menyebut itu akan bergantung pada kebijakan operator pihak ketiga. Intinya, jalur terestrial tetap jadi andalan untuk menjangkau pelosok.
Sebuah langkah besar yang patut diapresiasi. Bayangkan, dari kota besar sampai desa terpencil, semua bisa menyaksikan gol-gol spektakuler di Piala Dunia nanti, tanpa perlu berlangganan bayar. Momen penyatuan lewat sepakbola, dalam arti yang sesungguhnya.
Artikel Terkait
25 Pemain Futsal Indonesia Mulai TC, Perjuangan Tiket ke Piala Futsal 2026 Dimulai
Gaji Herdman di Timnas Indonesia: Lebih Kecil dari Kluivert, Tugas Justru Lebih Berat
Pulisic Bantah Keras Rumor Kedekatan dengan Sydney Sweeney
Jordi Cruyff Ditunjuk Jadi Direktur Teknis Ajax, Tapi Baru Mulai Februari 2026