Soal Aldeguer, pria Italia itu bahkan merasa terkejut. “Fermin saya pikir cukup mengejutkan kami. Kami berinvestasi padanya, artinya kami percaya padanya. Pada akhirnya, saya merasa dia membalas dengan lebih dari yang kami harapkan.”
Lalu bagaimana dengan VR46? Di sinilah nada Tardozzi agak berubah. Di Giannantonio memang konsisten dengan empat podium, tapi ia tak sekalipun merasakan kemenangan. Morbidelli juga serupa, hanya mampu meraih posisi ketiga dua kali. Ada sesuatu yang kurang.
“Soal VR46, kami senang dengan kerja keras mereka. Kami peduli dengan mereka dan mereka menunjukkan sikap profesional,” kata Tardozzi memulai.
Tapi kalimat selanjutnya lebih menggambarkan kekecewaannya. “Tapi, entah mengapa Franky dan Diggia belum menunjukkan performa yang apik. Mereka melewati masa naik turun dan itu membuat mereka tidak mendapat hasil yang sepantasnya.”
Intinya, kerja keras dan fasilitas mumpuni dari VR46 belum sepenuhnya terkonversi jadi hasil maksimal. Sementara Gresini, dengan sumber daya yang secara teknis lebih terbatas, justru mencetak prestasi gemilang. Sebuah kontras yang jelas membuat Tardozzi sedikit mengernyit.
Artikel Terkait
Erick Thohir Desak Padel Indonesia Siapkan Peta Jalan Menuju Ajang Besar
Pulisic Kembali Latihan, Namun Statusnya untuk Hadapi Lazio Masih Diragukan
Sirkuit Sentul Jadi Saksi Perebutan Gelar Scooter Prix 2025
Jakmania Desak PSSI Cabut Larangan Suporter Away yang Dinilai Usang