"Terapi hiperbarik dimaksudkan untuk memperbaiki sistem akustik pada organ koklea atau rumah siput di telinga. Hasil pemeriksaan audiometri menunjukkan bahwa kondisi mereka tidak termasuk dalam kategori berat, sehingga kami sangat berharap terapi ini dapat mengembalikan fungsi pendengaran dengan baik," jelas Muhammadi lebih lanjut.
Satu Korban Butuh Tindakan Operasi
Selain penanganan untuk kasus tuli mendadak, pihak rumah sakit juga mempersiapkan tindakan operasi untuk satu orang korban lainnya. Korban ini mengalami kebocoran pada gendang telinganya. Untuk korban-korban lain dengan kondisi serupa namun lebih ringan, tim medis akan melakukan observasi lebih lanjut mengingat potensi pemulihan alami yang dimiliki karena usia mereka yang masih muda.
RS Yarsi memastikan bahwa seluruh kasus medis para korban telah ditangani secara serius dan komprehensif oleh dokter spesialis. Hingga laporan ini dibuat, tidak ada korban yang berada dalam kondisi kritis.
Artikel Terkait
Janji Gaji Rp 9 Juta, Nasib Sembilan WNI Berujung Kerja Paksa di Kamboja
Santunan Rp 8,2 Miliar untuk Korban Nataru, Angka Fatalitas Justru Turun 23%
Arus Mudik Nataru Tembus 1,4 Juta Kendaraan, Puncak Kepadatan Dinyatakan Lewat
Honda PCX Dicuri di Cilalung Akhirnya Kembali ke Pemilik Setelah Jadi Barang Bukti