Indonesia Perkuat Tata Kelola Karbon di KTT COP30 Brasil
Indonesia menegaskan komitmennya dalam perdagangan karbon pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP30 di Brasil. Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyatakan bahwa tata kelola karbon Indonesia dirancang untuk memastikan transisi yang adil menuju ekonomi hijau.
Hanif Faisol Nurofiq menjelaskan bahwa fokus tata kelola karbon Indonesia tidak semata-mata pada pengurangan emisi, tetapi juga pada penciptaan transisi yang merata. Kebijakan nasional Indonesia dirancang untuk menyeimbangkan aspek ekonomi dan sosial dengan hasil lingkungan yang dicapai.
Pendekatan inklusif Indonesia memberdayakan kelompok rentan, termasuk masyarakat adat dan perempuan, untuk terlibat langsung dalam pengambilan keputusan terkait iklim. Pemberdayaan ini diwujudkan melalui Mekanisme Pembagian Manfaat dan program pembayaran berbasis hasil.
Implementasi nyata dari pendekatan ini dapat dilihat pada Dana Karbon Kalimantan FCPF dan Dana Biokarbon Jambi. Melalui inisiatif ini, pendapatan yang dihasilkan dari transaksi karbon dialirkan langsung untuk memberikan manfaat bagi masyarakat lokal.
Prinsip kesetaraan gender dan inklusi sosial juga diintegrasikan ke dalam penganggaran iklim dan desain proyek. Perempuan dan pemuda menjadi kelompok penerima manfaat utama dari berbagai program pengembangan kapasitas, yang berfokus pada kewirausahaan iklim, energi terbarukan, serta pengelolaan lahan berkelanjutan.
Artikel Terkait
Data Tunggal Bansos: Kunci Bantuan Tepat Sasaran di Jawa Barat
ASN Tangguh: Kunci Ketahanan Negara Menurut Mendagri Tito Karnavian
Begal Gagal Gasak Uang Rp 450 Juta di Bekasi, Karyawan & Sekuriti Ini Langkah Heroiknya
Proses Negosiasi 2 Malam Selamatkan Bilqis (4) dari Suku Anak Dalam Jambi