NEPA menambahkan bahwa pengecualian hak rakyat Afghanistan untuk ikut serta dalam konferensi ini dinilai bertentangan dengan prinsip keadilan iklim, kerja sama global, dan solidaritas kemanusiaan.
Data menunjukkan Afghanistan hanya menyumbang sekitar 0,06% emisi gas rumah kaca global, namun sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Sekitar 89% penduduknya bergantung pada sektor pertanian, menurut PBB.
Antara 2020 hingga 2025, Afghanistan mengalami kekeringan berulang yang berdampak serius pada kemampuan adaptasi dan menurunkan muka air tanah hingga 30 meter dalam beberapa kasus.
Menjelang COP30, PBB memprediksi tahun 2025 akan menjadi salah satu tahun terpanas dalam catatan sejarah.
Artikel Terkait
7 Migran Tewas dalam Tragedi Kapal Terbalik di Perairan Langkawi, Diduga dari Myanmar
Waspada! 8 Ular Viper Hijau Ekor Merah Berbisa Tinggi Ditemukan di Perumahan Demak
Ketua AMPHURI di Konferensi Haji Jeddah 2025: Inovasi Layanan & Keamanan Jamaah
Bentrokan Penjara Ekuador Tewaskan 4 Orang dan Lukai 30 Lebih: Kronologi & Penyebab