Bamsoet Yakin Prabowo Tak Ragu Beri Gelar Pahlawan Nasional ke Soeharto, Ini Alasannya

- Sabtu, 08 November 2025 | 09:05 WIB
Bamsoet Yakin Prabowo Tak Ragu Beri Gelar Pahlawan Nasional ke Soeharto, Ini Alasannya

Pemberian gelar pahlawan nasional ini bukan sekadar penghormatan simbolis, melainkan bentuk pengakuan negara atas jasa besar seorang pemimpin. Bamsoet melihat ini sebagai kesempatan bersejarah bagi Presiden Prabowo Subianto untuk meneguhkan rekonsiliasi nasional.

"Pemberian gelar ini adalah penegasan bahwa bangsa Indonesia mampu berdamai dengan masa lalunya dan menatap masa depan dengan kebanggaan," ungkapnya.

Prestasi dan Warisan Pembangunan Soeharto

Bamsoet memaparkan berbagai capaian monumental di era kepemimpinan Soeharto. Data Bank Dunia mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata 6-7 persen per tahun pada periode 1967-1997. Angka kemiskinan turun signifikan dari sekitar 60 persen pada 1970-an menjadi sekitar 11 persen pada 1996.

Di sektor pertanian, Indonesia berhasil mencapai swasembada beras pada 1984 melalui program Bimas, Inmas, dan Revolusi Hijau. Prestasi ini diakui dunia internasional dengan penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan Dunia).

Pembangunan infrastruktur juga menjadi tonggak penting. Jalan Tol Jagorawi yang diresmikan pada 1978 menjadi proyek tol pertama di Indonesia, yang kemudian diikuti oleh pembangunan waduk, jembatan, pelabuhan, dan bandara. Warisan infrastruktur inilah yang menjadi pondasi ekonomi Indonesia hingga saat ini.

Bamsoet menambahkan, stabilitas nasional yang terjaga memungkinkan Indonesia fokus pada pembangunan ekonomi dan pendidikan. Pemerintahan Soeharto berhasil menekan inflasi dari level ratusan persen menjadi satu digit serta mendorong tumbuhnya kelas menengah baru di berbagai daerah.

Dengan semua pertimbangan tersebut, pemberian gelar pahlawan nasional dinilai sebagai langkah tepat untuk mengakui kontribusi Soeharto dalam membangun fondasi Indonesia modern.


Halaman:

Komentar