Untuk mengantisipasi hujan ekstrem yang dapat memperburuk kondisi rob, DKI Jakarta menggelar operasi modifikasi cuaca (OMC) bekerja sama dengan BMKG dan TNI AU pada 5-10 November 2025. Pendekatan nature-based solution juga diterapkan melalui pembangunan waduk, situ, embung penahan air, serta restorasi mangrove di pesisir utara Jakarta.
Kondisi Infrastruktur Pesisir dan Penanganan Darurat
Laporan Dinas SDA per 4 November 2025 menunjukkan kondisi infrastruktur pesisir secara umum stabil. Namun, terdapat 5 titik tanggul roboh dan 3 titik longsor di kawasan Muara Baru dan Tanjung Priok. Sebagai langkah cepat, telah dibangun tanggul darurat setebal 1-2 meter menggunakan karung pasir dan geomembran dengan pengawasan 24 jam.
Kesiapan Evakuasi dan Fasilitas Pendukung
BPBD DKI Jakarta telah mengaktifkan protokol standar penanganan bencana rob dengan menyiapkan 257 lokasi pengungsian di Jakarta Utara dan Timur berkapasitas hampir 40 ribu orang. Fasilitas pendukung meliputi 200 unit toilet portabel, pasokan air bersih, disinfektan, makanan siap saji, dan obat-obatan. Evakuasi akan dilakukan 24 jam sebelum puncak rob jika diperlukan dengan dukungan transportasi gratis dari Transjakarta.
Masyarakat diimbau memantau ketinggian air melalui aplikasi JAKI atau hotline 112, serta menyiapkan evakuasi mandiri jika air mulai naik.
Artikel Terkait
Korea Utara Gebrak Meja, Tuding Jepang Lampaui Garis Merah dengan Ambisi Nuklir
22 Desember: Dari Hari Ibu hingga Hari Persatuan, Satu Tanggal dengan Seribu Makna
Program Makan Bergizi Tetap Berjalan Meski Sekolah Libur, BGN Siapkan Opsi Penyaluran
Jembatan Darurat di Gayo Lues Selesai dalam Lima Hari, Warga Kembali Beraktivitas